Indonesiasenang-, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali sukses menggelar peragaan busana bertajuk ‘Wastra Citta Jagadhita’ di The Meru Sanur, Denpasar Selatan, Sabtu (24/1/2025) malam. Acara ini menampilkan 139 karya busana hasil kreativitas 13 desainer muda Bali, sekaligus menjadi ajang mempromosikan kain tradisional Bali ke tingkat nasional dan internasional.
Dijelaskan oleh Ida Mahendra Jaya selaku Penjabat Ketua Dekranasda Bali, bahwa Wastra Citta Jagadhita memiliki makna mendalam, yakni mencintai kain Bali demi kesejahteraan dan kebahagiaan lintas generasi. Dirinya berharap acara ini dapat memengaruhi tren mode masyarakat untuk lebih mencintai dan menggunakan kain tenun tradisional Bali.
“Kegiatan ini bertujuan melestarikan dan mempromosikan kekayaan kain tradisional Bali atau wastra sebagai warisan budaya yang tak ternilai. Selain itu, ini menjadi langkah untuk meningkatkan kapasitas pelaku industri fesyen di Bali”, kata Ida Mahendra Jaya
Dalam sambutannya, Penjabat Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, mengapresiasi inisiatif Dekranasda Bali. Menurutnya, acara ini menjadi bukti kreativitas desainer muda Bali yang mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional.
“Saya senang kegiatan ini digelar di awal tahun 2025. Ini bisa menjadi pemicu tren mode tahun 2025, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga global,” ujar Sang Made Mahendra Jaya.
Ditegaskan pula oleh Sang Made Mahedra Jaya bahwa Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen menjaga dan mengembangkan warisan budaya Bali, termasuk kain tenun tradisional. Mahendra Jaya optimistis bahwa desainer muda Bali akan semakin berkembang dan kompetitif di industri mode global.
Sementara itu desainer kenamaan Bali Tjok Abi, yang menjadi mentor dan kurator acara, mengungkapkan bahwa persiapan pagelaran ini berlangsung dalam waktu singkat, yakni sekitar satu bulan. Meski begitu, ia memastikan bahwa para desainer tetap menampilkan karya terbaik dengan karakter unik masing-masing.
“Ini adalah wadah untuk desainer muda. Mereka telah menampilkan karya terbaik dengan gaya dan ciri khas masing-masing, sehingga menghasilkan koleksi busana yang beragam”, kata Tjok Abi.
Dengan suksesnya peragaan busana ini, Dekranasda Bali berharap kain tenun tradisional Bali semakin dikenal luas, sekaligus menjadi inspirasi dalam mengembangkan industri kreatif berbasis budaya di Pulau Dewata. (satria; foto dkndb)