Indonesiasenang-, Setiap perempuan pasti memiliki kisah dan pergumulan dirinya masing-masing yang dihadapi setiap hari.  Sayangnya, perempuan kerap kali menjalani pergumulan tersebut dalam sunyi secara sendiri-sendiri. Bertepatan dengan perayaan Hari Perempuan Sedunia (International Women's Day), Yura Yunita mengajak perempuan untuk saling merangkul, menerima ketidak sempurnaan yang dimiliki, dan merayakan diri bersama-sama lewat video musik Tutur Batin.

Yura Yunita ingin mempersembahkan video musik Tutur Batin sebagai kado manis untuk para perempuan dengan menggandeng Gianni Fajri sebagai sutradara. Alasannya, dia ingin video musik Tutur Batin dituturkan melalui sudut pandang perempuan. Selain itu, saat bertemu dengan sang sutradara, penyabet piala Album Pop Terbaik untuk album Merakit (2019) inipun langsung merasakan mereka berdua memiliki energi dan frekuensi yang sama.

Awalnya mereka melakukan pendekatan yang terbilang unik. Mereka lebih dulu berkenalan dan saling bercerita secara mendalam dengan para perempuan yang terlibat di video musik tersebut. “Kami pendekatannya ngobrol dulu, kami gali dulu ceritanya masing-masing, masa lalunya, dan cerita hidupnya yang sangat personal. Sehingga mereka bisa lebih tergugah akan ceritanya sendiri, mendalami dirinya sendiri, dan mendalami tutur batinnya sendiri”, kata Yura Yunita.

Tutur Batin merupakan lagu yang terdapat dalam album ketiga dari Yura Yunita yang berjudul sama. Album tersebut telah rilis pada Bulan Oktober 2021 lalu dan berisikan 11 lagu. Secara garis besar, album itu adalah upaya diri untuk bercerita secara jujur dan apa adanya kepada para pendengarnya mengenai pengalaman personal yang dirasakannya saat menghadapi pergumulan diri dan perjuangan sebagai perempuan yang mencoba mewujudkan mimpi di industri musik.

“Dari perjalananku, aku belajar bahwa sebagai perempuan kita harus bisa berani untuk speak up, berani mengejar passion, dan berani mengambil keputusan yang terbaik untuk diri kita sendiri. Aku belajar bahwa tak perlu sempurna untuk menjadi lebih baik. Mengejar kesempurnaan ngga akan ada habisnya hingga kita belajar untuk menerima diri apa adanya. ” ujar Yura Yunita.

Ada rasa hangat, haru, dan menyentuh relung hati ketika menyaksikan video musik Tutur Batin dari Yura Yunita. Bagaimana tidak, gambaran dan kisah yang ada dalam video musik tersebut akan terasa begitu relevan dan familiar bagi banyak perempuan.

Video musik Tutur Batin menampilkan tiga cerita yang dialami oleh tiga karakter utama. Tokoh pertama adalah Riana, seorang perempuan yang kerap kali dibanding-bandingkan oleh saudara kandungnya hingga sempat membuat ia tidak percaya diri. Kemudian ada Tata, seorang perempuan yang memiliki permasalahan dengan bentuk tubuhnya dan merasa tidak diterima secara tulus oleh lingkungan pertemanannya. Tokoh ketiga adalah Muti, sosok perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga yang mencoba speak up untuk menjadi tangguh demi putrinya.

Bagi wanita yang dianugerahi piala Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards untuk kategori Artis Solo Wanita Pop Terbaik selama dua tahun berturut-turut ini, kisah yang dia pilih untuk tampilkan dalam video musiknya merupakan kepingan dari hal-hal yang kerap kali dialami oleh sejumlah perempuan. Ingin menggaris bawahi bahwa perempuan itu spesial dan punya kisah istimewa untuk dituturkan, Yura Yunita memilih untuk menampilkan sosok perempuan istimewa yang dapat dengan mudah ditemui keseharian dan memiliki perjuangannya masing-masing dalam video musiknya.

Tutur Batin menjadi karya yang spesial bagi Yura Yunita karena ketika menggarapnya, dirinya pun tengah berada dalam perjalanan untuk menerima & memaafkan trauma yang dialaminya di masa lalu. Pada akhirnya, keputusannya untuk membuka diri secara jujur dalam karya menjadi jalan baginya dalam melakukan penyembuhan batin.

Bila diibaratkan dengan lima tahapan dalam memproses kesedihan yang terdiri dari penolakan (denial), kemarahan (anger), tawar-menawar (bargaining), depresi (depression), dan penerimaan (acceptance), Tutur Batin adalah karya yang lahir ketika Yura Yunita ingin mencapai pada tahap penerimaan diri. “Ternyata proses menerima diri sendiri itu lebih ringan saat aku merayakan ketidaksempurnaanku. Dari situ aku belajar, sejauh mana kau mencari, sampai ke ujung dunia pun, kalau hatimu masih tetap kosong, artinya yang kau cari adalah dirimu. Karena Jiwa yang terbaik ternyata sudah ada di dalam dirimu sendiri”, ungkapnya.

Meski Tutur Batin adalah karya yang berangkat dari kisah personal, Yura Yunita berharap cerita yang ia bagi dapat mewakili dan menyentuh hati banyak orang, terutama para perempuan, yang mendengarkan lagunya dan menonton video musiknya. “Video musik ini tidak hanya diambil dari sudut pandang aku pribadi, tapi yang kali ini juga aku ingin meng-capture dari banyak cerita perempuan. Karya ini bukan hanya jadi karya aku dan yang terlibat, tapi juga jadi karya semua perempuan dan semua orang yang mendengarkan”, harapnya. (rls; foto dok)