Indonesiasenang-, Penyanyi kawakan Iwan Fals masuk ke dalam daftar penerima Penghargaan Achmad Bakrie XXI Tahun 2025 di bidang Seni dan Budaya, bersama dengan empat orang berprestasi lainnya. Pria bernama asli Virgiawan Listanto ini merupakan maestro legendaris yang menggubah lirik dan musik sebagai cermin suara hati publik. Karya-karyanya yang monumental memotret realitas sosial masyarakat dan menginspirasi lintas generasi. Hingga saat ini, Iwan Fals menjadi penyanyi yang memiliki pengaruh besar dalam masyarakat melalui karya-karyanya, terutama dalam bidang sosial.
Hal ini terungkap dalam Konferensi Pers Penghargaan Achmad Bakrie ke XXI Tahun 2025 yang diselenggarakan pada Selasa, 19 Agustus 2025 di Bakrie Tower, Kuningan, Jakarta.
Tak sendirian, Iwan Fals bersama empat orang berprestasi lainnya yang mendapatkan Penghargaan Achmad Bakrie XXI 2025. Mereka adalah :
1. PEMIKIRAN SOSIAL
Muhammad Chatib Basri, S.E., M.Ec.Dev, Ph.D.
Ekonom yang pemikiran dan karya intelektualnya berperan penting dalam memperkuat fondasi kebijakan fiskal Indonesia.
2. SAINS & TEKNOLOGI
Adi Rahman Adiwoso
Pelopor teknologi satelit nasional yang menghubungkan masyarakat hingga pelosok Indonesia melalui akses komunikasi digital.
3. KESEHATAN
Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE, FISR
Guru besar pulmonologi dan kedokteran respirasi yang berkontribusi besar dalam meningkatkan literasi kesehatan masyarakat pada masa pandemi Covid-19 dan pasca pandemi di Indonesia.
4. PENGHARGAAN KHUSUS: Lifetime Achievement
Prof. Dr. Saparinah Sadli
Seorang pejuang HAM dan gender, Ketua Komnas Perempuan pertama, dan memiliki dedikasi dalam memperjuangkan kesetaraan dan martabat perempuan.
Total ada lima peraih Penghargaan Achmad Bakrie XXI Tahun 2025.
Prof. Sofia W. Alisjahbana, Ketua Dewan Juri, menyampaikan. “Setiap tahun, tugas kami adalah menemukan sosok-sosok yang tak hanya berhasil secara profesional, tetapi juga berdampak nyata bagi masyarakat luas. Para penerima penghargaan tahun ini membuktikan bahwa ilmu, seni, dan perjuangan sosial yang dilakukan dengan integritas dan ketulusan tetap relevan dalam membangun masa depan bangsa”, jelasnya.
Proses kurasi dan pemilihan menghabiskan waktu sekitar tiga hingga empat bulan, di mana para juri telah mempertimbangkan dengan seksama dan secara matang.
Jajang C. Noer, seorang aktris senior yang telah berpengalaman di bidang perfilman, teater, seni dan budaya, yang sekaligus menjadi salah satu juri kali ini mengaku tidak mengalami kesulitan dalam pemilihan kandidat terpilih.
"Mereka adalah orang-orang terpelajar, yang mampu merepresentasikan apa yang mereka miliki dalam masyarakat. Kami juga dengan pengalaman kami, mampu menilai bagaimana kualitas yang mereka miliki. Bahkan asyik sekali dalam proses pembahasan, penentuannya tidak sampai satu jam”, uungkap Jajang C. Noer.
Sementara itu, Aninditha Anestya Bakrie (Ditha), kembali memimpin sebagai Ketua Umum Panitia Pelaksana Penyelenggara Penghargaan Achmad Bakrie di tahun ini. Ia menegaskan bahwa proses seleksi dilakukan secara ketat dan independen oleh dewan juri yang berkompeten.
“Sejak awal, kami berkomitmen menjaga integritas penghargaan ini melalui proses seleksi yang ketat dan independen. Para penerima tahun ini dipilih oleh dewan juri yang terdiri dari tokoh-tokoh dengan latar belakang keilmuan, pengalaman, dan kepakaran yang sangat beragam dari akademisi, ilmuwan, seniman, hingga praktisi kebijakan publik. Harapan kami, apa yang kami berikan ini bisa terus menjadi inspirasi anak-anak muda serta masyarakat untuk menunjukan kemampuan mereka dan menjadi wadah dalam berkarya”, jelas Ditha.
Penghargaan Achmad Bakrie kembali digelar tahun ini untuk ke-21 kalinya, sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan karya luar biasa putra-putri Indonesia di berbagai bidang. Ajang tahunan yang diinisiasi oleh Keluarga Bakrie ini bertujuan mengapresiasi kontribusi nyata yang memberi manfaat besar bagi kemajuan bangsa, bahkan dunia.
Diselenggarakan oleh Bakrie Untuk Negeri bersama Universitas Bakrie, Freedom Institute, dan VIVA Group, Penghargaan Achmad Bakrie digelar rutin setiap bulan Agustus, bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Sejak pertama kali diadakan pada tahun 2003, total penghargaan telah diberikan kepada 96 penerima, termasuk 5 tokoh penerima penghargaan tahun ini. (kintan; foto praba)