Indonesiasenang-, Keong sawah (Pila ampullacea), memang banyak ditemui di daerah pinggiran Semarang. Berada di daerah pedesaan, dengan air sungai yang mengalir jernih membuat hewan bercangkang ini tak sulit dicari. Banyak penduduk memanfaatkan keong sawah untuk diolah menjadi hidangan yang nikmat, salah satunya adalah Pecel Keong.
Racikan Pecel Keong sebenarnya tidak jauh beda dengan pecel sayuran pada umumnya, yang membedakan adalah di dalamnya disertakan pula oseng-oseng keong yang rasanya khas. Keong, atau sering disebut juga tutut yang digunakan adalah keong sawah/rawa yang banyak terdapat di rawa-rawa.
Keong dilepaskan dari cangkangnya dan kemudian dimasak semacam oseng-oseng pedas dengan aroma jahe yang cukup kuat. Bumbu-bumbu yang digunakan antara lain jahe, cabai, kemiri, kunyit, dan kecap. Tekstur daging keongnya mirip kerang tapi sedikit lebih kenyal. Pecel ini menjadi makin kaya manfaat karena konon keong bisa membantu menyembuhkan sakit pegal-linu/rematik.
Dengan teknik pengolahan yang baik dan bumbu tradisional, pecel keong menjadi santapan yang cukup digemari. Rasa pecelnya renyah, gurih pedas sambalnya. Keong sawah yang kenyal gurih dengan balutan bumbu dan makin enak dibalut saus kacang yang pedas, apalagi jika dimakan dengan rempeyek yang kriuk renyah.
Sebagai info tambahan, dari Wikipedia keong sawah memiliki kandungan gizi yang tinggi, dari vitamin A, vitamin E, Niacin, dan folat. Di samping memiliki kandungan gizi yang tinggi, Keong pun juga aman dikonsumsi oleh manusia, tentunya harus dimasak dengan cara yang tepat.
Yang menarik adalah terdapat unsur yang komplit, mulai dari karbohidrat, protein, mineral, energi, dan phosphor. Selain itu keong memiliki kadar kolesterol yang rendah, jadi bagi yang takut dengan kadar kolesterol dalam darah tinggi, aman saja bila ingin menikmati keong. (rls; foto dok)