Indonesiasenang-, Marketing + Media Alliance Indonesia (MMA Indonesia) resmi merilis Modern Marketing Reckoner (MMR) 2025 Annual Industry Report dalam sebuah invitation-only media gathering di MTEK Hall, SCTV Tower, Senayan, Jakarta, 10 Desember 2025. Laporan tahunan ini menjadi salah satu rujukan strategis paling komprehensif bagi ekosistem bisnis, pemasaran, dan teknologi di Indonesia.
Acara tersebut dihadiri perwakilan brand, agensi, publisher, perusahaan telekomunikasi, hingga penyedia teknologi AdTech dan MarTech yang tergabung dalam jaringan MMA Indonesia. Kehadiran mereka mencerminkan besarnya antusiasme industri terhadap tren dan teknologi yang akan membentuk lanskap pemasaran 2026 dan seterusnya.

Marketing + Media Alliance (MMA) merupakan komunitas global nirlaba yang menghimpun para Chief Marketing Officer dan pemimpin pemasaran senior. Organisasi ini dikenal melalui serangkaian think tank seperti MATT, MOSTT, ALTT, dan DATT—yang menguji model pemasaran modern melalui penelitian multi-tahun dengan investasi jutaan dolar.
Sebagai organisasi berbasis bukti (evidence-led), MMA menerjemahkan hasil riset menjadi framework dan tools yang dapat langsung diterapkan brand untuk meningkatkan nilai bisnis. Berkantor pusat di New York, MMA beroperasi di 16 negara dan memiliki 825+ anggota korporat.
Modern Marketing Reckoner 2025 menegaskan pergeseran pemasaran dari eksekusi kanal menuju disiplin berbasis data intelligence, kreativitas, teknologi, serta purpose jangka panjang. Di tengah perubahan perilaku konsumen Indonesia yang kini didorong budaya, komunitas, dan interaksi real-time, laporan ini menjadi pedoman penting bagi:
- C-level executives
- Directors
- Business founders
- Strategist dan pemimpin teknologi

Indonesia dengan 135 juta proyeksi kelas menengah pada 2030 menghadapi pasar yang semakin dinamis. Konsumen mengharapkan pengalaman personal, relevan secara budaya, dan konsisten di berbagai kanal digital.
Salah satu sorotan utama Reckoner adalah percepatan adopsi AI dalam pemasaran, yang bukan hanya mengotomatisasi keputusan, tetapi juga memperkuat kreativitas, eksperimen, dan segmentasi dalam skala besar.
Potensi utama AI menurut laporan :
- Mempercepat siklus optimasi
- Meningkatkan efisiensi biaya
- Mendorong personalisasi pada skala masif
- Menajamkan keputusan strategis berbasis data
Namun, Rekoner menekankan penerapan AI harus dilakukan secara transparent, responsible, dan tetap diawasi manusia.
Indonesia memiliki lebih dari 139 juta pengguna media sosial, dan 76% konsumen mengakui keputusan pembelian mereka dipengaruhi para kreator.
- Nilai social commerce 2025: USD 5,25 miliar
- Pertumbuhan didorong nano- dan micro-creators
- Livestreaming dan affiliate marketing menjadi pendorong konversi terbesar
Kehadiran creator dan komunitas tak lagi sekadar alat komunikasi, tetapi menjadi fondasi pertumbuhan brand.

Dengan penetrasi internet melampaui 77%, fragmentasi media menuntut pengukuran yang lebih presisi. Marketing Mix Modeling (MMM) kembali menjadi pilihan utama brand dalam mengoptimalkan investasi.
Perusahaan pengguna MMM melaporkan peningkatan pendapatan, sekaligus pemahaman lebih akurat terhadap kontribusi setiap kanal pemasaran.
Ditegaskan oleh Shanti Tolani selaku Country Head & Board of Director MMA Indonesia, bahwa pasar big data Indonesia yang diproyeksikan menembus USD 74 miliar pada 2030 menuntut brand untuk:
- Menghindari eksekusi berbasis kanal
- Membangun kapabilitas pemanfaatan data
- Mengimplementasikan teknologi yang bertanggung jawab
- Menumbuhkan kepercayaan melalui pengalaman yang relevan dan berakar budaya
Selain itu Shanti Tolani juga menyoroti adopsi agentic AI yang mulai digunakan organisasi untuk mempercepat optimasi kampanye dan efisiensi digital ad spend, yang diprediksi mencapai USD 3,2 miliar pada 2026.
Sedangkan Rohit Dadwal selaku CEO MMA APAC & Global Head of SMARTIES Worldwide menyampaikan bahwa perubahan strategis MMA menjadi Marketing + Media Alliance, yang memperluas peran organisasi sebagai aliansi kepemimpinan CMO global untuk transformasi pemasaran dan media yang lebih bertanggung jawab.

Sementara itu Fika Novia Rahma Putri selaku Coordinator Research & Partnership MMA Indonesia memaparkan sejumlah tren utama di Indonesia:
- Perkembangan AI dan data
- Pentingnya pengukuran dan akurasi
- Evolusi customer experience
- Meningkatnya peran brand purpose
- Pertumbuhan social marketing berbasis creators
Modern Marketing Reckoner 2025 kini tersedia secara online sebagai panduan bagi pemasar, pelaku bisnis, dan pemimpin industri yang membutuhkan kejelasan serta keunggulan kompetitif di tengah percepatan perubahan teknologi.
Laporan ini menegaskan bahwa brand yang mengedepankan kepercayaan, memanfaatkan data, dan berinovasi melalui budaya akan berada dalam posisi terbaik untuk tumbuh di ekonomi digital Indonesia yang semakin kompetitif. (kintan; foto hmma)