Indonesiasenang-, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lesbumi NU ke VI dan Temu Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia 2024 dilaksanakan di Yogyakarta. Pembukaan Rakernas Lesbumi NU VI dan Temu Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia 2024 mengambil lokasi di Ambarbinangun Minggu (5/5/2024).
Rakernas Lesbumi NU ke VI dihadiri sekitar 300 peserta rakornas baik dari Pengurus Wilayah (PWNU) dan Pengurus Cabang (PCNU) seluruh Indonesia. Hadir pula dalam pembukaan Rakernas ini Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf,Alissa Qotrunnada Wahid dan H.Ahmad Yusuf.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengungkapkan gagasan tentang nama Lesbumi adalah Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia. “Saat ini Lesbumi adalah lembaga orang-orang yang berprofesi sebagai seniman dan budayawan. Karena dalam menghadapi tantangan yang hadir di dalam perkembangan zaman, diperlukan sebuah strategi lepas pada ortodoksi seni dan budaya Nusantara”, katanya.
Globalisasi tidak mungkin terjadi tanpa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan hasil modernitas manusia. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab kita semua untuk mengatasi dampak yang timbul akibat kemajuan teknologi dan media digital. Seperti diketahui media digital berperan sebagai kunci penguatan identitas seni budaya serta mendukung visi Lesbumi NU melalui kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Pengurusa Lesbumi NU diharapkan dapat merawat, mengembangkan, dan mempromosikan warisan budaya dengan akses lebih luas dalam era globalisasi.
Dalam sambutannya Ketua Lesbumi PBNU Kyai Jadul Maula, menyampaikan, dalam rangkaian harlah ini diharapkan Lesbumi NU dapat menerjemahkan gerakan kebudayaan dan kesenian dapat berjalan sesuai nilai -nilai luhur. “Lesbumi berkembang berdasarkan pengalaman bersama memberikan solusi untuk kemajuan dan kerja-kerja di kebudayaan”, ujarnya.
Sementara itu H.Ahmad Yusuf selaku Ketua Lesbumi NU DKI Jakarta menambahkan bahwa diperlukan infrastruktur dan ekosistem yang kuat untuk dakwah digital dan literasi Seni Budaya Nusantara.
“Media Digital memeliki peranan yang signifikan dalam penguatan identitas budaya Nusantara, sehingga penggunaan teknologi serta media digital ini harus dilakukan dengan bijak agar dapat meminimalisir dampak negatif dari teknologi itu sendiri”, jelas H. Ahamad Yusuf.
Disampaikan pula oleh H. Ahmad Yusuf bahwa Rakernas ini dapat menjadi sarana untuk mengatasi tantangan yang dihadapi akibat perkembangan media digital yang pesat. “Meskipun kontribusi media digital Indonesia NU sudah berjalan, namun perlu rasanya saat ini lembaga Lesbumi membuat etalase seni budaya Nusantara bernama Lesbumi TV”, pungkasnya. (satria; foto djo)