Indonesiasenang-, Panggung Plaza Indonesia Fashion Week (PIFW) 2025 menjadi saksi bagaimana Burgo Indonesia kembali menegaskan posisinya sebagai pionir pendidikan mode berkelas internasional di Asia Tenggara. Dengan tema “Ti Voglio Bene”, yang berarti “Aku mencintaimu” dalam bahasa Italia, Burgo menyuguhkan narasi universal tentang kasih dalam berbagai wujud cinta keluarga, sahabat, alam, hingga cinta terhadap diri sendiri.
“Ti Voglio Bene bukan sekadar tema, tapi denyut emosional Burgo yang selaras dengan nilai inti kami: LOVE”, ujar perwakilan Burgo Indonesia, menegaskan filosofi abadi sekolah mode asal Milan ini, Love Conquers Fear.
Peragaan dibuka oleh Raegita Zoro, alumni Burgo yang telah mengibarkan bendera Indonesia di panggung mode global seperti Hong Kong, Makau, dan Moskow. Membawakan 12 look eksklusif, Rae memperlihatkan bagaimana metodologi Italia dan sensibilitas Indonesia dapat berpadu harmonis dalam rancangan yang artistik sekaligus wearable.
Berjalan bersamanya, sejumlah muse pilihan seperti Rangga Moela, Wanda Haraa, Kesya Moedjenan, Lucky Oetama, Wisnu Genu, dan Arie Khayz turut memperkuat pesan kontemporer Burgo bahwa fashion bukan hanya tentang gaya, tapi juga tentang keberanian untuk mengekspresikan diri.
Sebagai highlight utama, 12 desainer emerging Burgo Indonesia menampilkan total 36 rancangan yang menafsirkan “Ti Voglio Bene” ke dalam bentuk busana sarat narasi, eksplorasi tekstur, dan kisah personal.
Beberapa koleksi yang mencuri perhatian antara lain:
- PHOEBE VALENTINO – “Amour Lumière”
Terinspirasi harmoni antara musik dan emosi, koleksi ini memadukan struktur kuat dengan kelembutan romantis lewat palet hitam-putih dan detail piano yang puitis.
- ANGELA SISILIA – “Deep Core: Treasure Beneath Gold”
Kemewahan alam diterjemahkan menjadi couture berlapis emas dan kristal, menggambarkan keindahan yang lahir dari kedalaman diri.
- YÈSENCE – “La Nuit Parisienne”
Sentuhan Parisian-Italian chic tampil lewat tailoring elegan dan palet hitam-putih-emas yang timeless.
- MELANIA – “The Forbidden Allure”
Koleksi lingerie yang berani mengangkat kisah Adam dan Hawa sebagai metafora kebebasan dan sensualitas elegan.
- LEONI – “ERODE”
Eksperimen semi-couture dengan material biodegradable seperti serat agave, mengangkat tema keindahan dalam ketidaksempurnaan.
- CINDY LESTARI – “Threads of Heritage”
Menyatukan batik, ulos, dan tenun Nusantara dalam desain kontemporer, Cindy menghadirkan warisan budaya Indonesia di kancah global.
Setiap karya hadir bukan hanya sebagai busana, tetapi sebagai refleksi perjalanan batin para desainer muda yang tumbuh dalam ekosistem kreatif khas Burgo, personal, teknikal, dan visioner.
Runway “Ti Voglio Bene” semakin lengkap dengan sentuhan aksesori dari Gianara, serta sepatu dan tas dari Charles & Keith, menciptakan harmoni visual yang elegan dan kohesif. Namun di balik kemegahan itu, Burgo Indonesia menegaskan filosofi pendidikannya yang berakar pada metodologi Italia otentik, The Burgo Method, sistem mentoring personal one-on-one yang memungkinkan eksplorasi tanpa batas bagi tiap siswa.
Sebagai pioneer sekolah mode internasional di Indonesia, Burgo membawa warisan 64 tahun otoritas global dalam pendidikan mode. Dengan integrasi teknologi seperti CLO3D dan AI, serta program global MEP (Jakarta–Milan–Roma), Burgo menghadirkan pendidikan yang menghubungkan siswa dengan dunia profesional dan peluang global nyata.
Lebih dari sekadar pertunjukan mode, “Ti Voglio Bene” menjadi manifesto emosional Burgo Indonesia—bahwa mode adalah bahasa cinta yang universal. Dari “Amour Lumière” hingga “Midnight Garden”, setiap koleksi adalah surat cinta bagi dunia, bagi diri sendiri, dan bagi seni berpakaian.
Seperti dikatakan dalam salah satu pernyataan Burgo, “Fashion bukan sekadar industri; ia adalah perjalanan menemukan cinta—dalam karya, dalam proses, dan dalam diri sendiri”. (triyadi; foto hbi)