Indonesiasenang-, Kota Batu, Malang sedang meningkatkan perekonomian, diantaranya dengan akan dibukanya Wisata Herbal dan memperkenalkan Kopi Ceret Ireng kota Batu sebagai salah satu produk unggulannya. Dipilihnya Kota Batu sebagai pilot project pengabdian kepada masyarakat untuk menambah jenis destinasi wisata yang berbeda dan edukatif disambut dengan antusias oleh Walikota Batu Dewanti Rumpoko, M.Si
Dr. Arman Hakim Nasution, Kepala Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri DRPM ITS 2020-2025 menjelaskan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat (Abdimas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berkaitan dengan pengembangan wisata herbal berbasis teknologi akan dipusatkan di Kota Batu. Pengembangan herbal di Kota Batu ini akan mampu meningkatkan perekonomian Kota Batu sendiri. Maka, diselenggarakan Perjanjian Kerjasama antara Abdimas ITS bersama Kelompok Tani Hutan Panderman Kota Batu.
“Program ini memiliki durasi 5 tahun, diawali dengan kedatangan 80 peserta KKN dari ITS serta peletakan batu pertama kegiatan KKN Abdimas ITN. Dewanti berharap, setiap tahun selalu ada program untuk memperkenalkan pengembangan kawasan ini”, kata Arman Hakim Nasution.
Kopi Ceret Ireng
Dewanti Rumpoko juga meresmikan panen kopi di kebun kopi Ceret Ireng, yang berada di area Songgoriti. Diberi nama Ceret Ireng karena ceret yang digunakan warga untuk merebus air kopi yang digunakan secara turun temurun hingga warnanya menjadi hitam. Acara selamatan diselenggarakan agar panen kopi membawa berkah bagi warga dan petani Kota Batu. Menurut Lurah Songgokerto, Dian Saraswati, area di wilayah Songgokerto yang ditanami kopi sekitar 43 hektar.
Belum ada pengelolaan yang bagus dari hasil kebun kopi ini. Petani hanya merawat dan menjual hasilnya langsung ke tengkulak. Jenis kopi pun sama dengan kebun-kebun yang lain, yakni ada robusta dan arabika. Namun, yang membuat rasanya khas, karena kopi ini tumbuh di bawah pohon pinus sebagai tanaman tegakannya.
“Saat ini para petani Kopi Ceret Ireng membutuhkan pendampingan bagaimana pengelolaan kopi dari hulu ke hilir. Petani butuh bimbingan dari dinas terkait mulai cara pembibitan, perawatan, pemupukan dan pemasaran agar nantinya ketika masa panen tiba, mereka mudah untuk menjual”, ungkap Dian Saraswati.
Sementara itu, Walikota Batu, Dewanti Rumpoko menyampaikan bahwa kopi kota Batu memiliki potensi luar biasa. Untuk itu beliau berpesan agar pengolahan kopi dari hulu ke hilir serta bimbingan untuk petani kopi akan dilaksanakan dan diawasi pemerintah. “Saya berharap dapat memperkenalkan kopi kota Batu yang merupakan salah satu produk unggulan Kota batu”, unjarnya. (rls; foto dok)