Indonesiasenang-, Sobat Senang, siapa nih yang masih suka memberi makanan kucing asal-asalan dan gonta ganti merek? Hati-hati lho, ternyata hal tersebut bisa membahayakan kesehatan kucing kita, bahkan menyebabkan kematian.
Hal tersebut diungkapkan oleh drh. Reh Malem Br Tarigan dalam acara Petalk Show bersama Halodoc dan Happypet Indonesia yang diadakan pada Sabtu, 17 Desember 2022 di Kuningan City,Jakarta. Pemberian asupan yang salah hingga stress rupanya bisa menyebabkan penyakit Feline Lower Urinary Tract Disease
(FLUTD).
FLUTD pada kucing adalah kumpulan penyakit yang menyebabkan gangguan pada saluran kemih atau pada bagian genital. Ciri-ciri awal adalah kucing sering menjilat bagian genitalnya. Secara umum akan terjadi dengan usia 1-10 tahun karna masuk dalam usia produktif. Lebih sering terjadi pada kucing jantan karena memiliki saluran pipis yang unik dimana berbentuk seperti leher botol. Sering juga terjadi pada kucing obesitas yang malas bergerak, jarang minum sehingga memiliki efek domino.
Kebanyakan terjadi pada kucing indoor yang jarang bermain dan pada kucing yang mengkonsumsi dry food saja. Bukan tanpa alasan, rupanya dry food atau makanan kering hanya memiliki kandungan cairan 10-20persen, berbeda dengan wet food atau makanan basah yang memiliki kandungan air hingga 80 persen.
Kondisi-kondisi tertentu yang menyebabkan kucing stress juga dapat memperparah kondisinya. "Yang masih banyak kita lakukan adalah memberikan makanan tidak sesuai usia. Seringkali kita memberikan makanan untuk kitten kepada kucing dewasa. Ini berbahaya, karena kandungan pada makanan tersebut berbeda. Makanan untuk kitten sudah dirancang untuk memenuhi kebutuhan perkembangan, seperti tinggi kalsium, magnesium. Sementara untuk adult atau dewasa, kandungannya lebih sedikit. Selain itu, selalu beri mereka air minum baru. Air harus matang dan diganti setiap harinya." ungkap drh. Reh Malem kepada para pengunjung.
FLUTD meliputi beberapa kondisi yang terjadi pada saluran urinaria kucing. Sindrom yang terjadi pada kucing ini ditandai dengan pembentukan kristal di dalam vesika urinaria
(VU). Kristal tersebut kemudian akan menyebabkan inflamasi, perdarahan pada urin, kesulitan buang air kecil, serta beberapa kasus dapat
menyebabkan obstruksi aliran normal urin keluar dari VU yang dapat menyebabkan kematian.
Penanganan dapat dilakukan dengan operasi pemasangan kateter. Ini merupakan tindakan utama yang harus dilakukan bila sudah terjadi sumbatan pada uretra. Jika kandung kemih tidak dapat dikosongkan, maka dapat menghambat fungsi ginjal yang mengakibatkan kegagalan ginjal yang berlanjut pada kerusakan ginjal. Penanganan pasca operasi juga sangat penting karena pengawasan dokter hewan diperlukan untuk memastikan kondisi kucing agar tidak terjadi gagal ginjal, infeksi serta gejala medis lain segera pulih. (Kintan; foto: Praba)