Tari Batik Cilacap Sesuatu Yang Eksotis

Tari Batik Cilacap Sesuatu Yang Eksotis

Indonesiasenang-, Kabupaten Cilacap merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat, Cilacap merupakan daerah pertemuan budaya Jawa Banyumasan dengan budaya Sunda (Priyangan Timur). Cilacap memiliki berbagai budaya yang khas dan unik, salah satunya budaya membatik. Menurut cerita, seni batik dibawa kaum bangsawan yang datang ke Maos sekitar abad ke-18 dan konon katanya batik tulis Maos merupakan karya warisan masa Pangeran Diponegoro. Sejak saat itu, seni batik tulis mulai diperkenalkan dan hingga saat ini dikenal dengan batik tulis Maos.

Batik Cilacap memiliki pilihan warna klasik yang menjadi ciri khas batik tulis Maos yakni coklat, hitam dan putih serta warna-warna yang berani, yaitu biru, hijau, atau kuning. Untuk motifnya, umumnya mengadopsi motif lingkungan sekitar, seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, dan benda-benda alam lainnya seperti motif klasik (Gandasuli, rujak sente) dan motif kontemporer (tumbuhan khas Cilacap seperti motif buah jeruk, buah gowok, tumbuhan, dan sungai Serayu).

Memamerkan kain batik dalam format tari menjadi sesuatu yang eksotis. Kain batik sendiri merupakan produk budaya di suatu daerah. Hal itu pulalah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Cilacap saat mengisi acara bertajuk “Pelangi Perbatasan” di Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Pusat Batik Subama yang beralamat di Jalan Betet RT 3 RW 8 Bajing Kulon, Kroya, Cilacap mendapat kesempatan untuk mempromosikan produk batiknya. Motif yang tersaji pada Batik Subama diantaranya, Ngasem, Srandil, Kembang Wijaya Kusuma, Tumbuhan Mangrove, Aneka sayuran seperti Bayam Pete.Kobis, dan Biota laut. Selain itu juga motif tumbuhan dan habitat yang terdapat di Pulau Nusakambangan.

Produk batik tulis tradisional asli Cilacap cukup diminati para kolektor batik di Asia Tenggara, Korea, Jepang dan Eropa. Kini produk tersebut bahkan sudah bisa dijumpai di Julia Van Causal Boutiq, Toohool Boutiq dan Sossumi Boutiq di London, Inggris dan sejumlah butik di Belanda.

Sang pemilik Batik Subama, Lauchul Munir (47) sengaja mengangkat local wisdom (identitas lokal) yang terdapat di sekitarnya. Ia melihat adanya potensi untuk dijadikan motif batiknya. Ia bersyukur atas inisiatif Pemkab Cilacap untuk menyertakan produk batiknya dalam kemasan tari yang diracik Waryanti dari Padepokan Seni Tari Giyan Lakshita. Ia berharap produknya semakin dikenal luas. “Jangan ada lagi produk batik Cilacap namun pesannya dari luar daerah”, pintanya. (rls; foto dok)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.