Suka Malas Gerak dan Rebahan? Awas, Sarcopenia Mengintai!

Selain osteoporosis, sarkopenia merupakan masalah serius. Hal ini dikarenakan kesehatan otot tidak kalah penting dibandingkan kesehatan tulang.

Suka Malas Gerak dan Rebahan? Awas, Sarcopenia Mengintai!

Indonesiasenang-, Mudah lelah, kekuatan otot menurun adalah salah satu gejala dari Sarcopenia. Sarcopenia adalah kondisi penurunan atau berkurangnya massa otot sehingga mempengaruhi performa tubuh. Normalnya Sarcopenia baru akan muncul pada usia 50 keatas. Namun, gaya hidup yang makin serba mudah, membuat kita malas olahraga, melakukan aktivitas fisik. Itu membuat gejala Sarcopenia juga berpeluang diderita oleh orang yang berusia 40 tahun.

Pada acara peringatan World Sarcopenia Day yang diadakan saat Car Free Day di FX Sudirman, Jakarta Pusat Minggu 2 Juni 2023, dihadiri pula oleh para dokter dan partisipan, acara World Sarcopenia Day juga memberikan jasa pemeriksaan kekuatan otot dan tulang, pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol secara gratis serta konsultasi kesehatan gratis dengan para residen penyakit dalam, dokter spesialis penyakit dalam, dan bahkan konsultan geriatri. Selain itu, pengunjung juga berkesempatan mendapatkan berbagai hadiah menarik.

Selain itu, karena salah satu cara mengatasi Sarcopenia adalah melakukan aktivitas fisik, maka tidak ketinggalan juga turut diadakan Fun Walk sepanjang Jl. Jendral Sudirman selama 45 menit, dan dilanjutkan dengan kegiatan senam bersama. Acara semakin lengkap karena karena para peserta yang hadir dapat berkonsultasi dalam  talkshow kesehatan bertema "Menjaga kesehatan otot pada usia muda dan lansia" dengan pembicara yaitu Dr. dr. Nina Kemala Sari, SpPD-KGer, MPH selaku ketua PP PERGEMI.

Berdasarkan hasil penelitian di berbagai provinsi yang dilakukan Harimurti K bersama timnya yang dipublikasi di tahun 2023 di jurnal terkemuka, Acta Medica Indonesiana, satu dari lima lansia Indonesia diprediksi menderita sarkopenia'.

“Selain osteoporosis, sarcopenia merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian khusus masyarakat luas. Hal ini dikarenakan kesehatan otot tidak kalah penting dibandingkan kesehatan tulang. Bahkan kedua organ tersebut, otot dan tulang, harus sama - sama berfungsi baik agar seseorang dapat beraktivitas dengan baik dan aman,” ujar Dr. dr. Nina Kemala Sari, SpPD-KGer, MPH, selaku ketua PP Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI).

Lalu apa saja gejala yang nampak?
Seseorang yang mengalami sarkopenia akan terlihat otot-otot tubuhnya mengecil, kekuatan ototnya berkurang (yang dapat dilihat dari kemampuan genggam tangan dan mengangkat beban), serta mengalami kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari yang membutuhkan kekuatan otot yang baik seperti berjalan atau naik turun tangga.

"Jadi bapak ibu yang mengalami Sarkopenia akan sulit sekali membawa beban. Misal gas 3 kilogram, atau beras 5 kilogram, rasanya akan sangat berat. Itu dikarenakan otot bapak ibu lemah. Padahal semestinya dengan ukuran tersebut kita masih dapat mengangkatnya." ujar Dr.dr. Kuntjoro Harimurti Sp.PD-KGer, M.Sc Sekretaris Jendral PP PERGEMMI menambahkan.

Selain itu, kondisi tersebut juga mengakibatkan seseorang rentan mengalami jatuh dengan berbagai dampak serius yang dapat ditimbulkan hingga meningkatkan resiko kematian pada orang dewasa. Hal ini dapat terlihat dengan jelas pada tinjauan sistematis bukti ilmiah yang yang dipublikasi di Karger Gerontology, orang dewasa yang memiliki sarkopenia memiliki risiko kematian dua kali lebih tinggi, dibanding dengan yang tidak sarkopenia.

Sarkopenia dapat terjadi pada setiap orang, terutama mereka yang kurang melakukan aktivitas/ latihan fisik, disertai kurangnya asupan nutrisi tertentu, serta memiliki penyakit-penyakit yang mengenai tulang dan otot serta penyakit yang menyebabkan seseorang menjadi sulit melakukan aktivitas sehari-hari. Hal-hal tersebut di atas sering terjadi pada lansia akibat efek penuaan pada otot.

Walaupun sarkopenia lebih berisiko terjadi pada lansia, namun upaya-upaya pencegahannya harus dimulai dari usia muda.

“Peringatan perdana Hari Sarkopenia Dunia 2023 di Indonesia ini diharapkan menjadi momentum bersama agar kita lebih memperhatikan kesehatan otot dengan dimulai dari penerapan gaya hidup sehat sejak usia dini. Mari bersama-sama kita mencegah terjadinya Sarkopenia sedini mungkin agar kualitas hidup kita tetap baik di usia senja.” tutup Dr. dr. Nina Kemala Sari, SpPD-KGer, MPH. (kintan; foto praba)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.