Indonesiasenang-, Barangkali tidak banyak yang mengenal kota Purworejo di provinsi Jawa Tengah. Dikutip dari website resmi pemerintah Purworejo https://purworejokab.go.id/main/, Purworejo adalah sebuah kecamatan yang juga merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah admisitratif Kecamatan Purworejo terdiri dari 15 kelurahan dan 11 desa.
Purworejo menyimpan banyak destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Selain tempat wisatanya, jangan lupa juga untuk mencoba wisata kuliner Purworejo yang menarik untuk dicoba. Tempat-tempat wisata di daerah ini bisa menjadi kawasan yang paling mudah untuk menemukan beragam kuliner khas Purworejo.
Purworejo memiliki banyak makanan khas dengan citarasa unik yang patut dicoba. Tidak hanya terkenal dengan dawet hitamnya, Purworejo juga menawarkan banyak wisata kuliner yang mampu memanjakan lidah, satu di antaranya adalah kue lompong.
Yang menjadi ciri khas kue lompong adalah warnanya. Bila kebanyakan kue tradisional berwarna hijau atau merah, kue lompong justru berwarna hitam, memiliki citarasa yang manis, gurih, dan kenyal. Jajanan tradisional ini bisa dengan mudah dijumpai di daerah Kutoarjo dan Purworejo. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 6.000 per biji.
Warna hitam kue lompong berasal pewarna alami yaitu merang, yaitu bekas tangkai padi yang sudah kering lalu dibakar hingga berwarna hitam, kemudian diayak dan disaring agar menjadi bubuk abu yang halus. Bahan dasar ini juga biasanya digunakan untuk membuat dawet ireng yang terkenal di Purworejo dan Kutoarjo.
Rasa manis kue lompong berasal dari isian kacang tanah yang sudah disangrai, ditumbuk, serta dibumbui. Sementara tekstur kenyal dan rasa gurih berasal dari campuran sejumlah bahan dasar, yaitu tepung ketan, tepung merang, gula jawa atau gula pasir. Sejumlah bahan ini membalut isian kue lompong yang manis. Istimewanya, kini isian kue lompong sudah bervariasi, ada yang berbahan kacang hijau, keju, cokelat, dan lainnya.
Cara membuat kue lompong ternyata sangat mudah. Yang paling pertama, menyiapkan bahan dasar seperti campuran tepung ketan, abu merang, gula pasir, garam, serta bumbu dasar sederhana. Sejumlah bahan ini lalu diuleni memakai air gula hingga mendapatkan tekstur padat dan kenyal seperti yang diinginkan.
Pada zaman dahulu, adonan kue lompong menggunakan santan dan gula jawa. Namun, penggunaan santan ternyata tidak bisa membuat kue lompong bisa bertahan lama, solusinya penggunaan santan diganti dengan minyak.
Setelah proses menguleni adonan usai, selanjutnya mempersiapkan bahan untuk isian. Bila ingin membuat kue lompong yang khas, maka isiannya adalah kacang tanah, namun jika ingin membuat versi modern dapat diganti dengan keju, cokelat, selai, kacang hijau, dan lainnya.
Untuk penyajian, kue lompong dibalut dengan daun pisang yang sudah kering kemudian diikat dengan tali. Setelah dibungkus dengan rapi, kue lompong dikukus selama kurang lebih dua jam. Penggunaan daun pisang kering ternyata membuat kue lompong semakin khas, baik dari segi rasa maupun aroma.
Karakter kue tradisional khas Purworejo ini tidak mudah basi. Namun, bila disimpan dalam waktu yang cukup lama, kue akan mengering dan keras. Namun jangan khawatir, kita bisa mengukus kembali kue lompong tersebut dan rasanya masih akan tetap sama. (vsjt; foto humasdisparjateng)