Indonesiasenang-, Tangis pecah di setiap sudut Plaza Senayan malam itu. Gala Premiere dan Press Conference film Sampai Titik Terakhirmu berlangsung dengan suasana emosional yang jarang terjadi, penonton berdiri, bertepuk tangan, dan tak sedikit yang berpelukan dalam haru. Film produksi LYTO Pictures ini resmi dinobatkan oleh banyak penonton sebagai “film tersedih tahun ini”.

Disutradarai oleh Dinna Jasanti, dengan naskah karya Evelyn Afnilia, film ini mengangkat kisah nyata cinta viral antara Albi dan Shella, dua insan yang kisahnya pernah mengguncang hati warganet. Namun di tangan para sineas dan aktor papan atas, kisah itu menjelma menjadi elegi sinematik tentang kesetiaan, kehilangan, dan keberanian mencintai hingga akhir.

Acara Gala Premiere (04/11/2025) di Plaza Senayan dihadiri deretan bintang dan pembuat film: produser Marcella Daryanani dan Andi Suryanto, jajaran pemain seperti Mawar de Jongh, Arbani Yasiz, Unique Priscilla, Kiki Narendra, Yasamin Jasem, Tika Panggabean, hingga Siti Fauziah. Namun sorotan utama tertuju pada Albi Dwizky, sosok nyata di balik kisah yang menjadi inspirasi film ini.

Begitu layar menayangkan detik-detik terakhir perjalanan cinta Albi dan Shella, suasana ruang pemutaran berubah menjadi lautan haru. Banyak penonton tampak mengusap air mata, bahkan sebelum kredit akhir bergulir, tepuk tangan panjang menggema.

“Sampai Titik Terakhirmu bukan sekadar kisah romantis. Ini tentang merayakan kehidupan, tentang bagaimana cinta bisa menjadi kekuatan di tengah kehilangan, Melihat tangis dan senyum penonton malam ini, kami tahu pesan itu sampai”, tutur Marcella Daryanani selaku produser film ini.

Performa Mawar de Jongh sebagai Shella disebut-sebut sebagai salah satu pencapaian terbaiknya di layar lebar. “Shella bukan hanya karakter dia seseorang yang pernah hidup, mencintai, dan memberi makna. Aku hanya ingin setiap rasa yang dia alami juga dirasakan penonton”, ujarnya dengan mata berkaca.

Sementara Arbani Yasiz yang berperan sebagai Albi mengaku banyak belajar dari tokoh yang diperankannya. “Peranku ini mengajarkan aku tentang cinta yang nggak kenal waktu. Aku yakin banyak orang akan melihat bagian dari diri mereka sendiri lewat kisah ini”, katanya.

Chemistry keduanya terbukti jadi kekuatan utama film ini. Sejak menit pertama, hubungan Albi dan Shella terasa begitu nyata dan intim, membuat banyak penonton terhanyut seolah ikut hidup di dalam kisah mereka.

Film Sampai Titik Terakhirmu bukan hanya adaptasi dari kisah viral, tapi sebuah perenungan visual tentang cinta yang bertahan meski waktu dan takdir berkata lain. Gaya penyutradaraan Dinna Jasanti yang puitis berpadu dengan tata sinematografi lembut membuat setiap adegan terasa seperti surat cinta terakhir bagi seseorang yang pernah pergi.

Tak heran jika banyak penonton keluar dari studio dengan mata sembab. Di media sosial, tagar #SampaiTitikTerakhirmu langsung menjadi trending, dengan ratusan komentar yang menuliskan pengalaman emosional usai menonton gala premiere-nya.

Usai sukses gala di Jakarta, Sampai Titik Terakhirmu siap mengunjungi bioskop seluruh Indonesia mulai 13 November 2025. Film ini dijanjikan bukan sekadar tontonan, tapi pengalaman emosional yang akan membekas lama di hati.

“Cinta sejati layak diperjuangkan, bahkan sampai titik terakhir,” begitu pesan yang menjadi napas film ini dan mungkin alasan mengapa penonton malam itu tak sanggup menahan air mata. Ikuti informasi terbaru seputar film di media sosial resmi @sampaitikterakhirmu dan @lytopictures. (fathur; foto hstt)