Indonesiasenang-, Denting gamelan yang selama berabad-abad hidup melalui sentuhan manusia kini menemukan medium baru: teknologi kecerdasan buatan. Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenekraf/Bekraf) bersama Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) resmi meluncurkan robot gamelan atau E-Gamelan, sebuah inovasi yang mempertemukan warisan budaya Nusantara dengan teknologi mutakhir.
Peluncuran dan hibah E-Gamelan yang berlangsung di TMII, Minggu (21/12/2025), menjadi penanda penting bagaimana seni tradisi tidak sekadar dipertahankan, tetapi juga dikembangkan melalui pendekatan teknologi yang adaptif dan interaktif.
Ditegaskan oleh Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar bahwa integrasi teknologi dalam seni tradisi merupakan bagian dari strategi jangka panjang pengembangan ekonomi kreatif nasional.
“Penggabungan teknologi dengan tradisi menunjukkan bagaimana kreativitas dapat menjadi jembatan antara pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi. Gamelan bukan hanya warisan, tetapi identitas Indonesia yang memiliki potensi untuk terus berkembang dan menjangkau audiens global”, kata Irene Umar.
E-Gamelan merupakan hasil riset dan inovasi Universitas Dian Nuswantoro yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memainkan instrumen gamelan secara otomatis. Robot ini dirancang tidak hanya sebagai atraksi teknologi, tetapi juga sebagai media edukasi, sarana pertunjukan seni, serta etalase kreativitas generasi muda dalam mengemas budaya secara berkelanjutan.
Dalam konteks seni dan teknologi, E-Gamelan membuka ruang dialog baru: bagaimana AI tidak menggantikan peran seniman, melainkan memperluas cara publik berinteraksi dengan tradisi. Gamelan, yang selama ini lekat dengan ruang ritual dan pertunjukan konvensional, kini hadir dalam format yang lebih inklusif dan mudah diakses oleh generasi digital.
Disampaikan oleh Plt. Direktur Utama TMII, Ratri Paramita, bahwa kehadiran robot gamelan sejalan dengan transformasi TMII sebagai ruang edukasi dan rekreasi budaya yang responsif terhadap perkembangan zaman.
“Inovasi ini menjadi contoh bagaimana budaya dapat disajikan dengan pendekatan yang lebih relevan dan menarik. Kehadiran robot gamelan diharapkan memperkaya pengalaman pengunjung, baik generasi muda maupun wisatawan mancanegara”, jelas Ratri Paramita.
Melalui kolaborasi dengan InJourney Destination Management, TMII diposisikan bukan hanya sebagai etalase budaya statis, melainkan sebagai ruang eksperimentasi seni dan teknologi yang hidup.
Kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, pengelola destinasi, institusi pendidikan, hingga komunitas ekonomi kreatif. Wakil Ketua Umum DPP Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (GEKRAFS) Lajja Lapian mengapresiasi kolaborasi tersebut sebagai model pengembangan ekosistem kreatif berbasis budaya.
“Kolaborasi ini menunjukkan bahwa kreativitas, budaya, dan teknologi dapat berjalan beriringan. Kami optimistis inisiatif seperti ini akan melahirkan lebih banyak inovasi serta memperkuat ekosistem pelaku ekonomi kreatif di daerah”, kata Lajja Lapian.
Kemenekraf menilai sinergi lintas sektor ini sebagai fondasi penting untuk menjadikan ekonomi kreatif the new engine of growth bagi pembangunan nasional jangka panjang, dengan budaya sebagai keunggulan kompetitif Indonesia di tingkat global.
Dengan memanfaatkan ruang publik strategis seperti TMII, E-Gamelan diharapkan menjadi simbol bagaimana budaya Indonesia dapat dikemas ulang tanpa kehilangan nilai dasarnya. Teknologi, dalam hal ini, hadir sebagai alat untuk memperluas jangkauan, memperkaya narasi, dan memperkuat posisi budaya sebagai unique selling point Indonesia di panggung dunia.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Staf Khusus Menteri Bidang Penguatan Ekosistem Ekraf dan Data Jago Anggara, Direktur Seni Rupa dan Seni Pertunjukan Kemenekraf Dadam Mahdar, Ketua Yayasan Dian Nuswantoro Lakshiputri Arnindita, Direktur Utama InJourney Destination Management Febrina Intan, serta sejumlah perwakilan GEKRAFS dan TMII. (dewa; foto hkek)