Indonesiasenang-, Setelah membuka perjalanan musiknya tahun ini lewat single “Asalkan Denganmu”, penyanyi sekaligus penulis lagu Rizki Jonathan kembali merayakan musim jatuh cinta dengan merilis karya terbarunya, “RAMU”. Dirilis pada 14 November 2025, lagu ini menjadi kelanjutan estetik dari fase baru Rizki Jonathan lebih intim, lebih wangi secara emosional, dan semakin matang dalam peracikan rasa.
Sejak denting pertama, RAMU memantulkan atmosfer hangat yang mengalun pelan, seolah mengajak pendengar masuk ke ruang dapur batin di mana cinta bukan lagi sesuatu yang meledak tiba-tiba, melainkan diracik perlahan.
Syair pembuka seperti “Sederhanamu menyajikanku / Manis tersaji / Semerbak harum / Menghiasi hati” langsung menegaskan identitas lagu ini: lembut, aromatik, dan terasa personal.
Rizki Jonathan memilih pendekatan liris yang lebih metaforis, memposisikan cinta sebagai “ramuan” yang tidak hanya memberi rasa tetapi juga membangun suasana. Di bagian reff, ia menekankan bahwa ada takaran-takaran rasa yang tak selalu terlihat, namun terasa mengalir:
“Takaran cinta yang selalu kau ramu sendiri / Harum… harum…”
Momen ini menyerupai pengakuan jujur bahwa kadang cinta justru terasa paling kuat ketika tidak dibesar-besarkan.
Sebagian besar bait dalam RAMU menunjukkan perjalanan batin seseorang yang perlahan jatuh lebih dalam, terhanyut oleh pesona orang yang dicintainya.
Ungkapan seperti “Hasrat cintamu membuatku terjatuh” hingga “Rona wajahmu menenggelam jiwa / Teraduk dalam ramu abadi” memberi kesan bahwa cinta dalam lagu ini bukan sekadar euforia, melainkan sesuatu yang bekerja diam-diam di dalam dada, mengendap, kemudian menenggelamkan.
Nada repetitif pada bagian “Hanya kamu / Yang ku mau” memberi aksen penegasan bahwa setelah seluruh proses meramu perasaan, ujungnya tetap kembali pada satu nama.
Bila “Asalkan Denganmu” adalah pintu masuk yang riang dan hangat, RAMU hadir sebagai ruangan di balik pintu itu, lebih intim, lebih dekat, dan memperlihatkan kedewasaan emosional Rizki Jonathan dalam membingkai kisah cinta.
Perpaduan diksi lembut, metafora aroma, serta penggambaran perasaan yang menurun perlahan membuat RAMU menjadi salah satu karya paling puitis dalam katalog musiknya. Lagu ini sekaligus memperlihatkan keseriusan Rizki Jonathan untuk menegaskan karakter musikalnya yang romantis, bersih, dan berbasis cerita.
RAMU bukan hanya lagu cinta, ini seperti kartu memo kecil yang menyimpan wangi kenangan. Cocok diputar saat hujan turun, saat perjalanan malam, atau ketika seseorang butuh alasan sederhana untuk tersenyum pada orang yang mereka cintai.
Dengan perilisan ini, Rizki Jonathan semakin mengokohkan dirinya sebagai musisi pop-romantis yang tak sekadar menuturkan cinta, tetapi meraciknya menjadi pengalaman yang dapat dirasakan kembali oleh pendengarnya. (sugali; foto dprj)