Indonesiasenang-, Film horor terbaru berjudul ROSARIO (2025) menjadi perbincangan karena kisahnya yang tak hanya menyeramkan, tetapi juga menyentuh sisi psikologis dan spiritual manusia. Disutradarai oleh Felipe Vargas, film ini mengajak penonton menyelami perjalanan batin seorang wanita modern yang terjebak dalam kutukan masa lalu.

Kisah berpusat pada Rosario “Rose” Fuentes (Emeraude Toubia), seorang pialang saham sukses di Wall Street. Hidupnya berjalan dalam ritme cepat dan rasional, jauh dari segala hal berbau spiritual. Namun kehidupannya berbalik arah ketika menerima kabar bahwa neneknya, Griselda, meninggal dunia di apartemen tua di New York. Rosario pun datang untuk mengurus peninggalan sang nenek — tanpa menyangka bahwa malam itu akan menjadi malam terpanjang dan paling menakutkan dalam hidupnya.

Ketika badai salju datang, ia terjebak di dalam apartemen tua tersebut. Suasana sunyi, dingin, dan lembap menjadi pembuka bagi serangkaian kejadian aneh yang mengguncang logikanya. Dari sinilah, satu demi satu rahasia keluarga terbongkar, termasuk ritual kuno yang melibatkan perjanjian dengan kekuatan jahat.

Film dibuka dengan pandangan Rosario terhadap neneknya yang penuh misteri selama acara keluarga berlangsung. Ia mencari sang nenek untuk bergabung, namun justru ia merasa janggal dengan kamar milik sang nenek. Belum sempat ia menelusuri lebih jauh, sang nenek muncul dengan wajah yang penuh rahasia dan memintanya keluar. Dari sinilah, hubungannya dengan sang nenek makin berjarak hingga Rosario dewasa dan tinggal di kota modern.

Felipe Vargas berhasil membangun atmosfer horor yang efektif tanpa banyak jumpscare. Melalui sinematografi Nicolás Wong Díaz, setiap adegan dipenuhi detail visual yang kuat — ruangan gelap berdebu, cahaya redup, dan simbol-simbol ritual yang menggugah rasa penasaran. Semua elemen visual itu memperkuat suasana spiritual yang menekan, membuat penonton terus menebak arah kisah hingga akhir.

Emeraude Toubia tampil meyakinkan sebagai Rosario — wanita independen dan logis yang perlahan kehilangan kendali saat rahasia kelam keluarganya terungkap. Ketika mengetahui bahwa hidup suksesnya ternyata hasil dari perjanjian iblis yang dilakukan orang tuanya, Rosario pun berjuang keras untuk membatalkan kutukan yang kini menuntut jiwanya.

Namun film ini bukan sekadar kisah tentang kutukan, tetapi juga refleksi tentang hubungan antara generasi, rasa bersalah, dan pengampunan. Melalui konflik Rosario dan sang nenek, film ini menyinggung bagaimana keputusan leluhur dapat mempengaruhi kehidupan generasi berikutnya.

Meski demikian, kelemahan film ini terletak pada minimnya interaksi antar karakter pendukung. Fokus yang terlalu kuat pada Rosario membuat dinamika emosional keluarga kurang tergali dalam. Seandainya hubungan batin antara Rosario, orang tuanya, dan sang nenek digarap lebih dalam, film ini bisa menjadi drama spiritual yang lebih menyentuh.

Kendati demikian, ROSARIO (2025) tetap berhasil memberikan pengalaman sinematik yang memikat. Visual efeknya cukup memukau membuat bergidik ngeri, suasana mencekam terasa konsisten yang membuat penonton terus penasaran hingga akhir, dan pesan moral tentang dosa warisan keluarga terbangun kuat. Ini adalah film horor yang tidak hanya menakuti, tetapi juga mengajak berpikir dan merasakan.

Jika Sobat Senang pencinta film horor dengan unsur psikologis dan spiritual, ROSARIO (2025) patut masuk dalam daftar tontonan wajib. Saksikan perjuangan Rosario menghadapi kutukan dan rahasia kelam keluarganya di bioskop mulai 31 Oktober 2025. (kintan; 21)