Indonesiasenang-, Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa mengajak wisatawan untuk menikmati pengalaman unik wisata alam di DeLoano Glamping, Magelang, Jawa Tengah. Dalam kunjungannya, ia meninjau infrastruktur, sarana prasarana, serta atraksi wisata guna memastikan kenyamanan wisatawan.
"Wisata di DeLoano Glamping menawarkan suasana asri dengan udara sejuk dan pemandangan pohon pinus yang menjulang. Menikmati akhir pekan di sini akan menjadi pengalaman yang berkesan”, kata Wamenpar Ni Luh Puspa.
Selain menikmati atmosfer alam, DeLoano Glamping juga menyajikan berbagai atraksi wisata seperti birdwatching, paintball, spa, serta pertunjukan seni budaya tradisional. Wamenpar Ni Luh Puspa mendorong Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) untuk menggandeng komunitas budaya agar setiap pekan menampilkan pertunjukan di destinasi ini.
Dalam perjalanan menuju DeLoano, Wamenpar Ni Luh Puspa melewati Desa Wisata Tinalah dan Desa Wisata Ngargosari, yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Dirinya melihat potensi pengembangan paket wisata yang menghubungkan desa wisata dengan destinasi utama.
Sementara itu Direktur Utama BPOB, Agustin Peranginangin, menyampaikan bahwa Kementerian Pekerjaan Umum tengah membangun akses jalan sepanjang 1 kilometer dari total 3,2 kilometer untuk meningkatkan aksesibilitas. Selain itu, BPOB akan menyusun desain teknis penyediaan sumber daya air guna mendukung pengelolaan destinasi.
Di tahun 2025, BPOB juga akan mengadakan Biosferun pada Oktober, sebuah ajang trail run yang menargetkan 1.500 peserta dari berbagai daerah. Berdasarkan data 2023, sekitar 70 persen peserta berasal dari luar Yogyakarta dan Jawa Tengah, sehingga dapat meningkatkan hunian homestay di desa wisata sekitar.
Setelah dari DeLoano, Wamenpar Ni Luh Puspa melanjutkan kunjungan ke Desa Wisata Tinalah dan Desa Wisata Pandanrejo, Yogyakarta, untuk melihat bagaimana desa wisata meningkatkan ekonomi masyarakat.
Desa Wisata Tinalah, yang terletak di antara Sungai Tinalah dan Pegunungan Menoreh, menawarkan wisata alam, sejarah, dan budaya. Pada tahun 2024, desa ini mencatat 9.000 kunjungan wisatawan. Selain itu, Tinalah meraih berbagai penghargaan seperti Silver Award Responsible Tourism Awards Southeast Asia 2024 dan Creative Tourism Destination Award 2022.
Namun, Wamenpar Ni Luh Puspa mencatat perlunya peningkatan fasilitas sanitasi dan pengelolaan sampah berbasis Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) guna mendukung standar Travel and Tourism Development Index (TTDI). Saat ini, hanya tersedia enam toilet bersih, hasil dukungan dari BPOB.
Sementara itu, Desa Wisata Pandanrejo menawarkan wisata edukasi dengan keunggulan ternak kambing peranakan etawa (PE) ras Kaligesing. Pada 2023, masyarakat desa mencatat omzet Rp1,3 miliar dari usaha berbasis wisata. Poltekpar NHI Bandung juga membantu pengolahan hasil susu kambing menjadi produk seperti bolu pisang susu kambing.
Namun, ada tantangan yang perlu diatasi, seperti aksesibilitas untuk bus berkapasitas besar serta skema koperasi untuk sentra oleh-oleh. Wamenpar juga menekankan pentingnya promosi lebih masif dan peningkatan kapasitas SDM.
"Saya sangat mengapresiasi pengelolaan desa wisata yang mampu menggerakkan ekonomi masyarakat. Dengan kunjungan langsung ini, kita bisa melihat kendala dan menindaklanjutinya di tingkat pusat”, ujar Wamenpar Ni Luh Puspa.
Turut mendampingi dalam kunjungan ini, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar Hariyanto, Asisten Deputi Pemberdayaan Masyarakat Kemenpar Florida Pardosi, serta Asisten Deputi Pengembangan Amenitas dan Aksesibilitas Wilayah I Bambang Cahyo. (fathur; foto kemenpar)