Indonesiasenang-, Sebuah gerakan baru bernama Patrion Movement resmi diluncurkan di Jakarta, Rabu (11/06/2025) menandai tonggak awal kebangkitan semangat patriotisme melalui medium kreatif berbasis budaya Nusantara. Soft launching yang mengusung tema “PATRION Hadir Untuk Nusantara” ini tak hanya menjadi perkenalan publik terhadap gerakan tersebut, tetapi juga memperlihatkan dukungan luas dari berbagai tokoh nasional lintas sektor dari pejabat negara, pengusaha, seniman, musisi, hingga influencer.
Patrion Movement diinisiasi oleh Ichsan Ashadi, pendiri PATRION, sebagai sebuah upaya membentuk ekosistem kolaboratif yang mendorong generasi bangsa mencintai Indonesia melalui nilai budaya, pendidikan, dan etika yang dikemas dalam bentuk hiburan kreatif.
“Ini bukan sekadar peluncuran, ini adalah deklarasi semangat kolektif. Patrion hadir sebagai energi dan semangat anak bangsa yang ingin melihat Indonesia kembali bangga dengan jati dirinya", Ichsan Ashadi dalam sambutannya.
Acara soft launching Patrion Movement menjadi magnet penting bagi kehadiran berbagai tokoh berpengaruh. Beberapa di antaranya adalah :
- Yayuk Sri Budi Rahayu, Direktur Pemberdayaan Nilai Budaya dan Pelindungan Hak Kekayaan Intelektual, mewakili Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
- Selliane Halia Ishak, Direktur Periklanan Kemenparekraf.
- Hariko Wibawa Satria, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan.
- Laksamana Muda TNI Julius Widjojono, Staf Khusus KASAL.
- Sultan Sepuluh Keraton Kasepuhan Cirebon, mewakili Raja-Raja Nusantara.
Sejumlah tokoh politik dan seniman juga hadir, seperti Sarjan Tahir (Demokrat), Guru Gembul (content creator), hingga musisi Bongky Marcel dan Pay Burman.
Kehadiran para pemangku kepentingan tersebut menegaskan bahwa gerakan ini tidak sekadar idealisme kreator, tetapi mulai dilirik sebagai kekuatan kultural dan ekonomi yang potensial.
Patrion Movement hadir tidak hanya sebagai konsep, melainkan langsung menyodorkan karya nyata. Salah satunya adalah karakter PATRION, tokoh superhero lokal yang membawa nilai-nilai kebudayaan dari seluruh penjuru Nusantara. Patrion memperkenalkan delapan karakter dari berbagai pulau di Indonesia, seperti PATRION KUNNA dari Jawa hingga PATRION KABI dari Papua, serta satu karakter spesial dari mitologi Atlantis.
Konsep "Holistik Entertainment" menjadi pendekatan utama Patrion: menyajikan tayangan hiburan dalam berbagai bentuk film, animasi, komik, game, hingga metaverse yang menyatu dalam ekosistem kreatif berbasis nilai kebangsaan.
“Patrion adalah vaksin dari derasnya arus konten luar yang kadang tidak sesuai nilai budaya kita. Kami ingin menyuguhkan konten yang inspiratif, menghibur, dan tetap mencerminkan identitas bangsa,” tegas Ichsan Ashadi
Program-program unggulan pun langsung diperkenalkan, antara lain:
- Kunna Bercerita: program edukatif berbasis dongeng dan kreativitas untuk anak-anak.
- Karya Cipta Lagu: salah satunya lagu “Indonesia Nusantaraku” yang kini sudah tayang di berbagai platform.
- Patrion Travel Show: konten menjelajah budaya Nusantara.
- Produk Kreatif dan Merchandise: seperti buku mewarnai, tumbler bertema patriotisme, dan lini fashion bernuansa Nusantara.
Tak hanya digital, Patrion akan memperluas jangkauannya ke dunia metaverse dan wahana hiburan interaktif yang kini dalam tahap perencanaan.
Dukungan terhadap Patrion mengalir dari berbagai kalangan. Selebritas seperti Dul Jaelani, Derry Derajat, dan Kang Maman Suherman menyuarakan optimismenya. “Dengan menyukai Patrion, kita sudah menyelamatkan generasi untuk mencintai budaya Indonesia", ujar Dul.
Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi, pun menyatakan komitmennya, “PATRION memperkenalkan karakter yang sangat Indonesia, dan kami berharap mereka jadi representasi anak-anak Indonesia".
Patrion Movement menegaskan bahwa gerakan ini terbuka dan inklusif. Siapa pun yang mencintai Indonesia, dari latar belakang apa pun, diundang untuk bergabung. Dalam visinya, PATRION ingin menjadi wadah dan pelindung identitas bangsa, sekaligus akselerator pertumbuhan ekonomi kreatif menuju Indonesia Emas 2045.
Dengan semangat “PATRION Hadir Untuk Nusantara”, gerakan ini diharapkan menjadi inspirasi, bukan hanya sebagai hiburan, tapi juga sebagai sarana membentuk karakter dan identitas bangsa yang kuat di tengah arus globalisasi budaya. (damar/dewa; foto tcs)