Indonesiasenang-, Natalie Holscher dan Celine Evangelista siap mengguncang dunia perfilman Indonesia melalui film horor terbaru berjudul "Danyang Wingit: Jumat Kliwon". Film garapan Agus Riyanto ini menjadi sorotan bukan hanya karena mengangkat mitos lokal dan ritual budaya Jawa, tetapi juga karena menampilkan dua nama besar—Natalie dan Celine—yang berani mendalami peran sebagai sinden, lengkap dengan proses belajar nyinden, mantra Jawa, hingga mengalami pengalaman mistis selama produksi.
Perjalanan Dua Artis Jadi Sinden: Antara Akting dan Budaya
Film ini menjadi debut pertama Natalie Holscher di dunia seni peran. Ia berperan sebagai Puteri Sukma Ratih, karakter yang dekat dengan dunia spiritual Jawa. Demi mendalami perannya, Natalie harus belajar melafalkan mantra kuno dan cengkok nyinden, meski ia bukan berasal dari latar budaya Jawa.

“Tantangan terbesar buat saya adalah menghafal mantra dan cengkok sinden. Bahkan pernah merasa merinding saat melafalkan salah satu mantra,” ungkap Natalie.
Di sisi lain, Celine Evangelista yang sudah berpengalaman dalam dunia akting, mengaku tertarik kembali ke layar lebar karena kekuatan budaya yang diangkat. Berperan sebagai Citra, ia harus bertransformasi menjadi sinden muda di padepokan Ki Mangun Suroto. Proses riset budaya, cara duduk, ekspresi wajah hingga vibrasi suara sinden membuat Celine menjalani “spiritual journey” tersendiri.

Poster dan Trailer Dirilis: Antusiasme Publik Semakin Menguat
Poster dan trailer resmi film "Danyang Wingit: Jumat Kliwon" diluncurkan pada 21 Oktober 2025 di XXI Plaza Senayan, Jakarta. Suasana peluncuran terasa penuh nuansa mistis.
Sutradara Agus Riyanto menegaskan bahwa film ini bukan sekadar horor jump scare, melainkan horor psikologis yang menampilkan mitos danyang, ritual gerhana bulan, hingga persoalan ambisi dan tumbal dalam masyarakat Jawa.
Sinopsis Lengkap: Pengorbanan, Danyang, dan Malam Keramat Jumat Kliwon
Film ini mengisahkan Ki Mangun Suroto (Whani Darmawan), seorang dalang karismatik yang terobsesi menembus kematian melalui ilmu kuno. Ia membangun padepokan seni yang tampak indah, tetapi menyimpan ritual gelap dan perjanjian dengan danyang.
Tahun 2021, Citra (Celine Evangelista), keponakan Mbok Ning (Djenar Maesa Ayu), direkrut sebagai sinden baru tanpa mengetahui bahwa dirinya dipersiapkan menjadi tumbal terakhir dalam ritual Gerhana Bulan Merah di malam Jumat Kliwon. Di tengah tekanan dan kebutuhan biaya pengobatan adiknya, ia memilih bertahan meski teror gaib semakin mencekam.
Bara (Fajar Nugra), penjaga padepokan, mulai mencium kejanggalan. Ia memberanikan diri menantang Ki Mangun demi menyelamatkan Citra, mereka berpacu melawan waktu menuju puncak ritual Gerhana Bulan Merah yang bertepatan dengan malam keramat Jumat Kliwon—pertarungan antara kesetiaan, ketakutan, dan nurani manusia.
Mengangkat Budaya Jawa dalam Film Horor Modern
Agus Riyanto bekerja sama dengan penulis naskah Dirmawan Hatta menekankan kekuatan budaya Jawa seperti wayang kulit, mantra, pusaka, hingga filosofi tumbal. Celine Evangelista yang juga bertindak sebagai eksekutif produser bahkan menyebut bahwa film ini membawa pesan spiritual yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga mengajak penonton memahami budaya.
“Film ini bukan sekadar horor, tapi tentang pesan leluhur, budaya, dan harga sebuah ambisi, semuanya kami angkat kembali dalam film ini” ujar Celine.

Deretan Pemain Pendukung
Selain Natalie dan Celine, film ini juga diperkuat oleh aktor dan aktris seperti:
- Fajar Nugra (Bara)
- Norma Cinta
- Dimas Tedjo
- Putri Maya Rumanti
- Angga Wijaya
- Keona Cinta
- Bilqis Hafsa
Mereka tidak hanya berperan, tetapi juga harus memahami simbolisme Jawa seperti danyang, sesaji, dan etika kehidupan di padepokan.
DANYANG WINGIT JUMAT KLIWON menautkan atmosfer ritual, pusaka, dan mitos danyang dengan drama psikologis tentang harga sebuah ambisi. Antagonis yang kompleks, heroine yang dipaksa bertahan, serta momentum budaya yang lekat di ingatan publik menjadi pendorong ketegangan dari awal hingga klimaks. (kintan; praba)