Indonesiasenang-, Malam puncak Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards ke 27 akan digelar pada Rabu, 04 Desember 2024, di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Dengan tema Musik Generasi Baru, acara ini akan memberikan penghargaan dalam 62 kategori serta 5 penghargaan khusus. Ajang bergengsi ini terbagi dalam dua sesi: sesi siang hari akan mengumumkan 50 kategori, sedangkan sesi malam akan menganugerahkan 12 kategori tambahan dan 5 penghargaan khusus.

Dalam konferensi pers yang berlangsung pada hari Senin, 02 Desember 2024  di Ruang Graha Utama Gedung A Lantai 3 Kemendikbudristek Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat dihadiri oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha,  Candra Darusman Ketua Umum Yayasan Anugerah Musik Indonesia (AMI), Untung Pranoto CEO Prestige Promotions, Nino RAN, Rinni Wulandari dan Jevin Julian.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon memberikan pantun : Jalan-jalan di Senopati sampai sore sembari ngopi, AMI Awards bukti prestasi, dengan musik kita satukan diri.

Dalam sambutannya Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya musik sebagai pemersatu bangsa. Selain itu Menteri Kebudayaan Fadli Zon juga mengapresiasi 27 tahun perjalanan AMI Awards yang konsisten memberikan penghormatan kepada musisi Indonesia dan mendukung ekosistem musik tanah air.

““Usia 27 tahun adalah usia yang matang. Ini adalah prestasi besar yang mencerminkan dedikasi insan musik Indonesia. AMI Awards menjadi tonggak penting dalam industri musik, memperkuat identitas budaya, dan menggali potensi generasi muda”, kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyoroti transformasi industri musik Indonesia, khususnya peralihan dari rilisan fisik ke platform digital. Data menunjukkan bahwa sektor streaming digital menyumbang 90,6% dari total pendapatan musik Indonesia pada 2022.

“Transformasi ini membuka jalan bagi musisi muda dan genre baru. Hal ini menciptakan peluang besar bagi musisi Indonesia untuk bersaing di tingkat nasional dan internasional”, ujar Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Sementara itu  Candra Darusman selaku Ketua Umum Yayasan AMI, menyebutkan bahwa AMI Awards tahun ini memperkenalkan kategori baru seperti Dangdut Elektro, Koplo, Jazz Alternatif, dan Teater Musikal, untuk merangkul inovasi dan keberagaman genre.

AMI Awards ke-27 tidak hanya memberikan penghargaan kepada musisi kontemporer, tetapi juga kepada para musisi senior dan pembuat alat musik tradisional melalui portal AMI Etnik. Portal ini bertujuan mempromosikan alat musik tradisional Indonesia, seperti Sasando dan Suling, ke pasar internasional.

“Kami ingin memastikan bahwa para maestro tradisional mendapatkan apresiasi, baik melalui penghargaan maupun dukungan ekonomi”, kata Candra Darusman.

Kerja sama antara AMI dan Kementerian Kebudayaan yang dimulai pada 2023 terus diperkuat. Bahkan, AMI Awards ke-27 akan menjalin kolaborasi dengan penghargaan musik dari Jepang untuk memperluas pengaruh musik Indonesia di kancah internasional.

“Musik Indonesia bukan hanya aset budaya, tetapi juga kekuatan pemersatu. Mari kita terus berinovasi dan berkolaborasi untuk membawa musik Indonesia mendunia”, ujar Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Selain itu Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Wakil juga tidak bosan-bosan mengutip konstitusi Republik Indonesia pasal 32 UUD tahun 1945, yang kadang-kadang perlu di ingatkan terus terutama kepada seniman, budayawan, termasuk musisi.

Perlu di ingat-ingat aasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.

“Jadi pasal ini perintah dalam konstitusi kita dsn menunjukkan bahwa founding fathers kita, pendiri bangsa kita, termasuk penulis konstitusi kita itu memiliki perhatiankepada Kebudayaan nasional Indonesia”, tegas Menteri Kebudayaan fadli Zon.

Malam puncak AMI Awards ke 27 diharapkan menjadi perayaan keberagaman dan inovasi musik Indonesia, sekaligus momentum untuk memperkuat identitas budaya bangsa melalui karya-karya bermutu tinggi. (sugali; foto tcs)