Indonesiasenang-, Ada sebuah tradisi yang kerap dilakukan pada saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW (Muludan) di Kasultanan Kanoman Cirebon, Jawa Barat yang disebut dengan malam Pelal Ageng atau Panjang Jimat. Kegiatan yang dilakukan di Pendopo Jinem Kasultanan dipimpin langsung oleh Sultan Kanoman XII Kanjeng Gusti Sultan Raja Mohammad Emirudin dan adik kandungnya Hj. Ratu Raja Arimbi Nurtina, S.T.
Tradisi Pelal Ageng Panjang Jimat sendiri dibuka dengan doa tawassul di Pendopo Jinem. Kemudian ada sembah bakti dari Patih Kesultanan Kanoman Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran kepada Sultan Kanoman XII sebagai maksud untuk meminta restu memulai jalannya acara.
Setelah memakai jubah Rasul, Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran memimpin arak-arakan atau pawai yang dijalankan oleh kerabat keraton hingga para abdi dalem. Pawai tersebut dari langgar alit menuju Masjid Agung Keraton Kanoman. Sholawat nabi selalu dikumandangkan dalam mengiringi pawai. Para abdi dalem terlihat membawa 'nasi jimat'. Sesampainya di dalam masjid dilakukan prosesi pembacaan Maulid Barzanji oleh Penghulu Kesultanan Kanoman.
Ritual Panjang Jimat ini menurut Ratu Arimbi, pada dasarnya mengacu pada 'nasi jimat'. Ini adalah nasi spesial, karena dikupas satu persatu dari gabah menjadi beras sambil melantunkan shalawat Nabi SAW. Setelah menjadi beras kemudian dicuci atau dipususi di Sumur Bandung, dengan tetap melantunkan shalawat. Proses mengupas gabah dan mengolahnya menjadi 'nasi jimat' dilakukan abdi dalem perempuan yang suci dengan menjaga wudhu.
Panjang Jimat juga memberi makna bahwa malam itu sebagai malam keutamaan dan agung, malam yang bersejarah, malam dimana dilahirkannya manusia suci yang kelak memberi syafa’at kepada umat manusia. Pada kegiatan tahun ini ritual Panjang Jimat Pendopo Jinem Kasultanan Kanoman Cirebon, Jawa Barat dipimpin langsung oleh Sultan Kanoman XII Kanjeng Gusti Sultan Raja Mohammad Emirudin dan Hj. Ratu Raja Arimbi Nurtina, S.T.
Menurut Sultan Kanoman XII Kanjeng Gusti Sultan Raja Mohammad Emirudin memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai cara umat muslim agar selalu ingat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan mengingat Muhammad SAW, kemudian umat muslim akan berusaha meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari.
"Hal itu menjadi spirit kita semua dalam melaksanakan tugas pengabdian kepada bangsa dan negara. Kita harus mencontoh sifat Nabi Muhammad SAW yang pasti membuat kita tidak terjerumus kepada hal-hal yang negatif yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan aturan pemerintah”, kata Kanjeng Gusti Sultan Raja Mohammad Emirudin
Acara tersebut turut dihadiri pula Wakil Walikota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati, mengenai tradisi Panjang Jimat, LaNyalla berharap tradisi tersebut dipertahankan dan dilestarikan. "Tradisi Panjang Jimat sebagai ritual yang sakral harus diuri-uri supaya lestari. Sebagai warisan nilai luhur yang penuh makna agamis”, katanya. (rls; foto dok)