Indonesiasenang-, Future of Beauty Summit 2025 resmi digelar di The Westin, Jakarta, dengan mengusung tema Forging The Next Chapter of Indonesia’s Beauty Industry. Forum tahunan yang diinisiasi oleh Female Daily ini bertujuan untuk membangun jaringan dan kolaborasi bagi para profesional industri kecantikan Indonesia.
Acara ini menghadirkan berbagai tokoh penting di industri kecantikan dan ekonomi kreatif, termasuk Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Wamenekraf/Wakabekraf), Irene Umar, yang turut menjadi pembicara dalam sesi talkshow bertajuk How Economic Changes Shape Consumer Behavior in Beauty Industry.

Dalam sesi tersebut, Wamenekraf Irene Umar memberikan apresiasi atas terselenggaranya Future of Beauty Summit 2025 sebagai wadah inovasi, solusi, dan kolaborasi untuk mendorong perubahan dalam ekonomi kreatif. Ia menekankan bahwa industri kecantikan dapat menjadi bagian penting dari subsektor ekonomi kreatif, seperti halnya fesyen.
Wamenekraf Irene Umar menyoroti pentingnya industri kecantikan Indonesia untuk mengamankan pasar domestik sekaligus menembus pasar global. “Beauty brand bisa bertemu untuk berkolaborasi, mengikuti workshop dan talkshow guna meningkatkan keterampilan dan mempersiapkan kemajuan brand lokal, meskipun terdapat tantangan ekonomi dan perubahan selera konsumen”, katanya.
Diungkapkan pula oleh Wamenekraf Irene Umar bahwa tren, inovasi produk, dan aktivitas eksploratif menjadi kunci dalam pertumbuhan industri kecantikan. Pemerintah berupaya menyelaraskan kerja sama dengan berbagai kementerian untuk memperkuat industri ini. “Bersama Kementerian Perdagangan, kami telah membahas ekspor-impor, sementara dengan Kementerian Perindustrian dan Dewan Ekonomi Nasional, kami telah mengembangkan beberapa special profit zone untuk mendukung hilirisasi end-to-end yang menarik bagi investor”, jelasnya.

Selain itu, Wamenekraf Irene Umar menyoroti bahwa industri kecantikan harus melihat aspek material dan kemasan sebagai bagian dari strategi pemasaran global. “Pasar Indonesia sudah besar, dan kita siap membawa perusahaan kecantikan ke tingkat global”, tegasnya.
Selain itu Wamenekraf Irene Umar juga menekankan pentingnya pembentukan komunitas untuk memperluas jangkauan pasar. “Industri kecantikan bukan hanya tentang produk, tetapi juga tentang membangun komunitas. Temukan brand story Anda dan mulailah membangun komunitas dari sekarang”, pesannya.
Sementara itu, Riva Dwitya Akhmad selaku Scientific and Regulatory Affairs Director L'Oréal Indonesia, mengungkapkan bahwa industri kosmetik Indonesia mengalami pertumbuhan pesat. “Data BPOM menunjukkan lebih dari 400 ribu produk kosmetik telah terdaftar, dan menariknya, 60 persen di antaranya diproduksi di dalam negeri. Namun, masih ada tantangan terkait ketergantungan pada bahan baku impor”, jelasnya.

Dari sisi perubahan perilaku konsumen, VENAS Consulting memaparkan hasil penelitian mereka mengenai tren belanja skincare. Affi Assegaf, Co-Founder VENAS Consulting, menyatakan bahwa skincare dan makeup kini bukan sekadar kebutuhan sekunder, tetapi bagian dari self-care dan self-actualization. Ia juga menekankan perlunya kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan industri manufaktur lokal agar lebih mandiri dalam memperoleh bahan baku.
Future of Beauty Summit 2025 sukses menjadi ruang bagi individu dan pelaku bisnis kecantikan untuk berbagi wawasan dan mengembangkan potensi bersama. Dengan fokus pada inovasi dan keberlanjutan, acara ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem kecantikan Indonesia untuk terus berkembang di masa depan. (alvin; foto bkkemenekraf)