Indonesiasenang-, Indonesia yang memang lekat dengan berbagai macam kain tenun, termasuk songket yang perlu diperkenalkan ke mata dunia. Inilah yang dilakukan oleh Elga Naldy yang tidak pernah kehilangan cintanya terhadap dunia desainer. Begitupun kecintaannya terhadap kekayaan budaya Indonesia, seperti songket asal Koto Gadang, Padang, Sumatera Barat.

Salah satu yang dilakukan oleh Elga Naldi dalam memperkenalkan songket asal Koto Gadang, Padang, Sumatera Barat adalah membawanya keajang CPM (Collection Premiere Moscow) Internasional Fashion Trade Show di Moskow, Rusia pada bulan September 2019 yang lalu.

“Dari dulu saya memang sangat menyukai Songket, kebetulan ayah saya memang berasal dari Padang. Selain memang saya sangat tertarik dengan motif, warna, dan juga ada kombinasi emasnya. Songket bahan yang sangat terlihat mewah, sehingga sangat cocok untuk saya bawakan ini pertama kali ke luar negeri yang kebetulan pas dengan tema yang akan dibawakan kesana, Tekstil Indonesia”, tutur Elga Naldy di kawasan Kemang Utara, Jakarta Selatan.

Menetap di India tidak membuat Elga Naldy berpaling dari kain asal kampung halamannya ini, berbagai research dilakukannya agar songket dari Kuto Gadang ini bisa terlihat casual dan dapat dipergunakan sehari-hari. Karena tenun songket yang cukup unik, dengan bahan yang kaku karena ditenun dan dibordir benang emas membuat kain songket tidak bisa digunakan untuk pakaian sehari-hari. Apalagi ketika ia melihat di India ada salah satu kain yang mirip songket, tetapi dengan teknologi dari India bisa digunakan lebih simple.

Ibu muda yang menekuni dunia designer sejak tahun 1999 ini kemudian bekerjasama dengan pengrajin kain di India untuk membuat songket lebih casual dan fashionable yang bisa masuk ke semua outfit. “Melihat teknologi yang digunakan oleh pengrajin tekstil di India saya melihat songket merupakan bahan yang potensial untuk saya buat lebih simple dan lebih casual. Mereka bisa kenapa kita nggak ?”, ujar Elga Naldy.

Tiga tahun bolak balik untuk research dan melihat keunikan yang dimiliki oleh kain songket, Elga pun menemukan formula kain songket yang lebih simple dan bisa digunakan sehari-hari. oleh karena itu ketika ada tawaran yang datang kepadanya untuk mengikuti fashion show di Moskow, Rusia di bawah Kementrian Perindustrian, iapun sangat senang dan segera mempersiapkan design yang akan dibawanya ke sana.

“Kebetulan ketika ada info untuk ikut ke Moskow saya setuju. Karena memang sesuai dengan tema yang akan diusungnya, yaitu tekstil Indonesia. Disamping itu juga akan ada beberapa desainer Indonesia yang turut serta. Akhirnya saya terima, sekalian jalan dan ini baru pertama kali lagi saya mulai setelah vakum cukup lama”, ujar Elga Naldy.

Persiapan yang matang selama hampir 5 bulan, Elga Naldy akan membawa sekitar 24-30 desain rancangannya yang berbahan dasar songket, namun dikemas lebih modern dan casual. “Saya bawa sekitar 24-30 pakaian rancangan saya, tetap ke songket. Dan juga ada motif kombinasi dari motif selendang Suji Caia dan Kapalo Samek, dari Koto Gadang yang kaya warna dengan print jadi lebih casual, tapi tetap ada bordir dan warna emasnya”, ungkapnya.

Pakaian yang akan dibawanya tersebut merupakan hasil desainnya dengan menggunakan teknologi India, disamping ada juga beberapa desain yang menggunakan songket asli dari Koto Gadang. Selama 4 hari di Moskow, Rusia, Elga Naldy berangkat bersama dengan 5 designer asal Indonesia.

Perpaduan warna dan detail emas dari songket serta dibuat lebih simple dengan warna-warna earth color membuat rancangan yang dibawa oleh Elga Naldy menjadi istimewa. “Aku suka detail emasnya dan warna-warna serta bahan yang dibuat lebih simple. Keistimewaan kain songket Koto Gadang, Sumatera Barat adalah tanpa modifikasi yang banyak sudah terlihat mewah, jadi saya gunakan warna-warna yang earth color. Kebetulan ini memang buat pangsa pasar Eropa,” ucap Elga.

Selain produk dan rancangan pakaian yang akan dibawa, Elga Naldy juga akan membawa asesories lain seperti tas dengan brand LARIE yang juga rancangannya. Tas LARIE ini terbuat dari bahan kulit hewan, seperti ular dan buaya yang telah dimodifikasi sehingga bisa menghasilkan bahan dan kualitas yang tak kalah dengan tas produk brand kenamaan. (rls; foto dok)