Indonesiasenang-, Di ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 yang digelar pada 06 – 09 November 2024 yang lalu di Kartika Expo Center, Balai Kartini, Jakarta, label Djadi Batik kembali mencuri perhatian. Melalui koleksi terbarunya bertajuk “Tumbuh Mekar”, brand yang digawangi oleh Usnul ini menghadirkan filosofi mendalam tentang kekuatan dan keanggunan perempuan lewat wastra Nusantara.

Dijelaskan oleh Usnul selaku pendiri sekaligus desainer Djadi Batik, bahwa koleksi “Tumbuh Mekar” lahir dari refleksi dua sosok inspiratif: Siti Rahmah, istri Nabi Ayub yang dikenal sabar dan tabah, serta Semar, tokoh pewayangan Jawa yang identik dengan kebijaksanaan.

“Siti Rahmah mengajarkan kita untuk tidak hanya tumbuh, tapi juga mekar. Beliau menghadapi banyak cobaan hidup dengan keteguhan luar biasa. Kisahnya membuat saya sadar bahwa perempuan punya kekuatan untuk terus berjuang dan memberi manfaat”, tutur Usnul dengan nada haru.

Koleksi “Tumbuh Mekar” dibagi menjadi dua seri utama.

Seri pertama menghadirkan motif Galar dan Bunga Kamboja. Motif Galar melambangkan proses perjuangan hidup yang penuh tantangan, seperti bambu yang diolah menjadi bahan bangunan kokoh. Sedangkan Bunga Kamboja dengan enam kelopak melambangkan keunikan dan keteguhan perempuan yang tahan menghadapi ujian hidup.

“Bunga kamboja itu tahan banting dan tetap indah. Saya melihat itu sebagai representasi perempuan yang kuat tapi tetap lembut”, ujar Usnul.

Sementara itu, seri kedua menampilkan motif Kawung, yang menggambarkan kebijaksanaan tokoh Semar. Motif klasik ini diolah dengan sentuhan modern khas Djadi Batik, menciptakan busana yang elegan namun tetap sarat makna.

Harapan disampaikan oleh Usnul agar kiranya koleksi ini bisa mengubah cara pandang masyarakat terhadap batik. “Saya ingin orang memakai batik seperti memakai jeans, nyaman, simpel, dan bisa dipakai ke mana saja, Wastra kita seharusnya tidak hanya untuk acara formal, tapi bagian dari gaya hidup modern”, katanya.

Sebelumnya, Djadi Batik pernah viral lewat koleksi “Tegel Delapan” yang dikenakan Sandiaga Uno pada 2023. Koleksi itu terinspirasi dari bentuk tegel klasik segi delapan yang melambangkan keberuntungan dalam budaya Jawa dan Tionghoa.

Brand ini juga dikenal karena keberaniannya memadukan budaya Indonesia dan Korea Selatan lewat kolaborasi desain batik dan hanbok, yang sempat menarik minat pasar Singapura dan Malaysia.

Sementara itu Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor, Fajarini Puntodewi, turut mengapresiasi inovasi Djadi Batik. “Kreativitas seperti ini memperkuat posisi produk lokal di pasar global. Dengan ide baru dan pemanfaatan nilai budaya, brand Indonesia bisa punya daya saing tinggi”, ujarnya.

Melalui “Tumbuh Mekar”, Djadi Batik tak hanya memamerkan keindahan motif, tetapi juga menyampaikan pesan bahwa di balik setiap helai kain, tersimpan kisah perjuangan, kebijaksanaan, dan cinta terhadap budaya.

Dengan inovasi dan filosofi mendalam, Djadi Batik kembali membuktikan bahwa batik tradisional bisa tampil segar, elegan, dan relevan di panggung mode modern. (kintan; foto hjmfw)