Indonesiasenang-, Bandung tidak hanya dikenal sebagai kota kreatif, tetapi juga sebagai salah satu pusat pertumbuhan industri fashion di Indonesia. Dari kota inilah lahir Anggia Handmade, brand modest fashion yang berdiri sejak 2011 dan kini berkembang menjadi Anggia Corp, payung bisnis yang menaungi tiga lini fashion berbeda.

Adalah Anggiasari Mawardi, atau akrab disapa Anggi, sosok di balik kesuksesan ini. Berawal dari kebutuhan busana muslim dengan sentuhan handmade, Anggi merintis Anggia Handmade yang menghadirkan koleksi penuh detail bordir dan wastra Indonesia. Dari satu brand, ia kemudian memperluas kiprahnya dengan AM by Anggiasari, lini fashion berkonsep upcycling yang mengolah limbah garmen menjadi busana unik dan disukai anak muda. Tak berhenti di situ, Anggi juga meluncurkan Anggia Syar’i untuk memenuhi kebutuhan busana haji dan umroh.

Kini, melalui PT Dialesha Indonesia Global, Anggia Corp sukses menembus pasar internasional hingga Filipina, Thailand, Inggris, dan Prancis.

Keberhasilan menembus pasar global ini tak lepas dari strategi Anggia Corp dalam mengadopsi teknologi digital. Hampir seluruh aspek bisnis telah terdigitalisasi, mulai dari layanan pelanggan, pemasaran online melalui marketplace dan website resmi, hingga manajemen keuangan, produksi, dan stok.

“Dengan digitalisasi, kami bisa lebih efisien dan akurat, baik dalam pengelolaan internal maupun ekspansi pasar ke mancanegara”, ujar Anggi.

Transformasi digital ini juga terbukti krusial ketika Anggia Corp mengerjakan proyek ekspansi ke Inggris dengan melibatkan UMKM lokal. Komunikasi lintas negara, kontrol produksi, hingga persiapan pameran dan fashion show dapat berjalan lancar berkat dukungan solusi digital.

Dalam proses ini, Anggia Corp berkolaborasi dengan Indibiz, penyedia layanan internet dan solusi digital untuk bisnis. Melalui jaringan internet yang cepat dan stabil, biaya kompetitif, serta berbagai fitur tambahan, Indibiz membantu mengoptimalkan operasional fashion yang kini kian terhubung secara global.

“Mulai dari komunikasi dengan customer internasional, kontrol produksi, sampai analisis bisnis, semua lebih mudah dengan dukungan digital. Bahkan dalam proses desain, teknologi membuat kami lebih fleksibel dan responsif terhadap tren pasar”, kata Anggi.

Indibiz sendiri menawarkan paket internet bisnis dengan kecepatan hingga 300 Mbps, mulai dari harga Rp300 ribu. Dengan platform yang user-friendly dan layanan terintegrasi, Indibiz menjadi mitra strategis bagi brand fashion seperti Anggia Corp untuk bersaing di era digital.

Perjalanan Anggia Corp menunjukkan bahwa dunia fashion kini tidak bisa dipisahkan dari teknologi. Kreativitas dalam desain dan keberlanjutan dalam produksi, dipadukan dengan efisiensi digital, membuka peluang lebih luas bagi brand lokal untuk bersaing di pasar global.

“Teknologi adalah kunci agar fashion Indonesia bisa naik kelas”, pungkas Anggiasari Mawardi. (satria; foto hac)