Indonesiasenang-, Dua tahun setelah merebaknya pandemi Covid-19 yang melumpuhkan berbagai sektor di dunia, kini perlahan sektor pariwisata mulai bangkit kembali. Bahkan berdasarkan Mastercard-Crescentrating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022, setelah melewati disrupsi di tahun 2020 dan 2021, kedatangan wisatawan Muslim internasional diprediksi akan mencapai 140 juta di tahun 2023, akan kembali ke level prapandemi sebanyak 160 juta kedatangan di tahun 2024. Pada 2026, diprediksi terdapat 230 juta kedatangan wisatawan Muslim global dengan estimasi pengeluaran belanja sebesar 225 Miliar Dolar AS.

Inilah yang pada akhirnya membuat CrescentRating, sebuah otoritas terkemuka dunia dalam perjalanan ramah Muslim (Halal) bersama dengan Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) meresmikan kerjasama mereka pada 14 Oktober 2022. Kerjasama ini bertujuan meningkatkan laju pertumbuhan wisatawan Muslim ke Indonesia sekaligus menegaskan kedudukan Indonesia sebagai negara destinasi ramah Muslim terbaik di dunia.

Inisiasi awal dalam kerjasama antara CrescentRating dan PPHI meliputi diantaranya  penyelenggaraan Global Muslim-Friendly Tourism Summit 2023 bersamaan dengan B2B/B2C Travel Fair, meluncurkan kembali Indonesia Muslim Travel Index (IMTI), peluncuran Muslim-lifestyle Indonesia Awards, program rating dan akreditasi bagi pelaku industri dan penyedia jasa ramah Muslim, serta peluncuran platform untuk berinteraksi dengan pelaku industri ramah Muslim di Indonesia.

Selain itu, Indonesia Muslim Travel Index (IMTI), yang dirilis pada 2018 dan 2019, akan diluncurkan kembali di tahun 2023. IMTI memberikan pemaparan komprehensif atas kesiapan tiap provinsi dalam menyambut kedatangan wisatawan, terutama wisatawan Muslim.

"Halal lifestyle sebenarnya kan sudah menjadi DNA kita, ini merupakan potensi kita.  Saya pikir ini merupakan potensi yang bisa kita garap, dan sekarang kita punya kesmpatan lebih banyak karena justru trend pariwisata setelah pandemi justru Muslim Friendly. Untuk mempercepat laju pengembangan industri pariwisata di Indonesia dengan mengkapitalisasi pasar wisata ramah Muslim, kita perlu memberikan nilai lebih pada produk dan jasa yang ditawarkan, diiringi dengan peningkatan mutu secara berkelanjutan, yang sesuai dengan suasana wisata ramah Muslim pasca pandemi”, papar Riyanto Sofyan, Ketua Persatuan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) dalam acara penandatanganan MoU yang berlangsung pada Jumat, 14 Oktober 2022.

Pada kesempatan tersebut Riyanto Sofyan juga memaparkan bagaimana selama ini Indonesia memberikan banyak fasilitas untuk para wisatawan muslim diberbagai daerah di Indonesia. “Dengan demikian, kerjasama kami dengan Crescentrating sejalan dengan Inisiasi Strategis PPHI 2022 — 2024 dalam menyediakan benchmarking global, program pelatihan berkualitas, berbagi praktik terbaik, dan jaringan pemasaran global”, ujarnya.

Sedangkan Fazal Bahardeen, CEO Crescentrating dan Halaltrip juga memberikan tanggapannya tentang kerjasama kali ini. “Dengan keunikan dan keberagaman produk industri pariwisata yang Indonesia tawarkan, kami percaya dapat membuka sejumlah peluang pasar wisata ramah Muslim dan menjadikannya sebagai mesin penggerak perekonomian. Melalui kerjasama ini, kami berkomitmen untuk mengedepankan pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor ini di Indonesia sambil merangkul berbagai elemen masyarakat”, ucapnya kepada awak media.

Menurut Badan Pusat Statisik Indonesia, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mengalami peningkatan drastis. Pada periode Mei 2022, lembaga tersebut mencatatkan peningkatan wisatawan mancanegara lebih dari 18 kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, memprediksi wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia akan mencapai 1.8 hingga 3.6 juta kedatangan pada akhir 2022. (kintan; foto praba)