Indonesiasenang-, Setelah lebih dari satu dekade berada di lokasi pengungsian, Candi Lumbung, situs bersejarah dari abad ke-9 Masehi, akhirnya kembali berdiri di Desa Sengi, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Pemindahan ini dilakukan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X untuk melestarikan warisan budaya yang terancam oleh banjir lahar dingin Gunung Merapi.

Candi Lumbung sebelumnya dipindahkan ke Dusun Tlatar pada 2011 karena aktivitas banjir lahar dingin yang menggerus tepian Sungai Pabelan. Posisi candi yang awalnya berjarak 3 meter dari sungai, kini hanya menyisakan jarak 50 sentimeter dari tebing aliran. Upaya memperkuat tebing dengan talut tak mampu melawan derasnya aliran lahar dingin, sehingga candi dipindahkan demi keselamatan.

Menurut Eri Budiarto, Ketua Tim Pemindahan dari BPCB Provinsi Jawa Tengah, pengembalian Candi Lumbung dilakukan sejak Juli 2023 dengan lokasi baru yang lebih aman di dekat Candi Asu dan Candi Pendem. Pemindahan dilakukan atas permintaan masyarakat Desa Sengi dan menggunakan tanah kas desa sehingga tidak memerlukan biaya sewa seperti sebelumnya.

Dijelaskan pula oleh Eri Budiarto bahwa banyak batu kulit bagian tubuh hingga atap candi hilang selama bencana, sehingga belum dapat dipasang kembali. Sebanyak 75 persen batu asli candi berhasil digunakan kembali, sementara sisanya diganti dengan batu baru, terutama pada fondasi untuk memastikan keamanan pengunjung”, ujarnya.

Proses pemindahan yang memakan waktu hingga satu tahun ini dilakukan secara manual tanpa bantuan alat modern. Ukuran candi yang mencapai 8,5 x 8,5 meter dengan tinggi sekitar 7–8 meter menjadi tantangan tersendiri. Seluruh proses dilakukan oleh tim ahli arkeologi dibantu 30 pekerja dan warga setempat.

Puncak prosesi pemindahan ditandai dengan upacara keagamaan Hindu pada 18 Oktober 2024. Upacara tersebut dipimpin oleh tiga pemuka agama, yakni Ida Pedanda Gede Dwaja Tembuku, Ida Pedanda Gede Karang Kerta Udyana, dan Ida Pedanda Gede Intaran Krama. Masyarakat Desa Sengi kini dapat kembali menikmati dan menggunakan Candi Lumbung sebagai tempat peribadatan, sekaligus menjaga nilai sejarah dan budaya yang melekat pada situs tersebut.

Pemindahan ini menjadi bukti komitmen pelestarian budaya di tengah ancaman bencana alam yang terus mengintai kawasan Gunung Merapi. (satria; foto ind)