Indonesiasenang-, Di setiap wilayah di Indonesia memiliki keberagaman dan kekhasan masing-masing tak terkecuali batiknya. Batik Wonosobo merupakan satu dari beberapa jenis batik di Indonesia. Berdasarkan data lapangan menunjukkan bahwa motif batik Wonosobo lebih banyak didominasi motif Carica beserta motif kombinasinya.
Batik Carica terinspirasi dari tumbuhan Carica yang banyak terdapat di Wonosobo. Carica adalah sejenis pepaya khas pegunungan, didunia hanya tumbuh di 3 tempat yaitu Indonesia (Pegunungan Dieng), Rusia, dan Argentina. Selain Carica, motif yang banyak diaplikasikan di batik adalah motif Purwaceng. Pada dasarnya batik Wonosobo termasuk jenis batik pedalaman, jenis motif batik pedalaman ini terdapat motif geometris dan nongeometris. Ornamen utama yang digunakan dalam pembuatan motif geometris dan nongeometris adalah ornamen tumbuhan, bangunan, binatang, meru, dan kupu-kupu.
Untuk ornamen pengisi menggunakan bentuk yang berukuran lebih kecil, karakter warna pada batik Kabupaten Wonosobo adalah warna-warna cerah atau disebut dengan warna panas. Batik yang dihasilkan dari Wonosobo adalah batik cap dan batik tulis, selain motif Carica, motif batik Wonosobo adalah Sidomukti, Kawung, Rejeng, Garut, Sekar jagad, Carica, Purwaceng, Sindoro Sumbing, Jamur, Cabe, Lengger, Topeng, Bunga Sepatu, Kuda Kepang, dan Daun Teh.
Namun demikian, motif tumbuhan carica dan purwaceng dinilai oleh sebagian masyarakat masih belum memiliki keunikan atau ciri khas, tetapi sebagian yang lain menganggap tanaman tersebut adalah ciri khasnya Wonosobo. Dua jenis tumbuhan tersebut hanya tumbuh di pegunungan Dieng. Dalam perkembangannya, pengrajin mulai menghasilkan berbagai motif kombinasi yaitu motif lung carica, motif kawung purwaceng, motif relief geblek renteng, motif sindoro sumbing, motif relief candi dan bunga, dan masih banyak lagi motif baru lainnya.
Pada tahun 2000-an keberadaan batik Wonosobo mulai muncul dengan ditandai adanya para pengrajin batik, para pengrajin melakukan aktivitas membatik dengan motif beraneka ragam. Ada pengrajin yang motif batiknya Carica, Purwaceng, Kopi, Motif Kombinasi, dan motif yang lain. Sekitar tahun 2008 batik Wonosobo juga muncul di Desa Talunombo Kecamatan Sapuran, kemunculan batik ini ditandai dengan adanya pengrajin batik.
Pada saat itu jumlah pengrajin masih sedikit karena masyarakat lebih senang menjadi petani, pedagang, dan pekerja pabrik. Kemunculan batik ini didukung oleh pemerintah daerah dengan mendorong, memfasilitasi,dan melatih pengrajin agar menciptakan motif khas Wonosobo. Para pengrajin juga mulai memanfaatkan motif yang berbasis pada potensi budaya lokal seperti motif Balon Kertas, Topeng Lenggeran, Pereng, dan motif yang lain.
Namun demikian, para pengrajin tetap berharap motif Carica dan Purwaceng menjadi ciri khas batik khas Wonosobo baik Daun Carica, Batang atau motif kombinasi. Pada dasarnya, batik Wonsosbo ada yang mempunyai motif non geometris lung-lungan semen. Semen artinya semi yang dalam tumbuhan dapat berwujud tunas, daun, bunga dan tangkai.
Tanda dari motif semi adalah motif yang mengandung daun kecil maupun besar, bunga dan tangkai yang pendek maupun panjang, juga tangkai yang ada sulur-sulur nya (pendek maupun panjang) dan bentuk sulur bisa lurus maupun ikal. Arti lung-lungan adalah tunas, ranting, daun, bunga dari tumbuh-tumbuhan menjakar baik dari tumbuhan pohon maupun tumbuhan merambat di atas tanah. Motif non geometris pagersari adalah bisa berupa Garden, Lereng, dan Pagersari.
Adapun Non Geometris Wayangan adalah berbagai motif wayang yang diaplikasikan di batik, menunjukkan bahwa pembatik Wonosobo juga mengakomodir wayang otok obrol yang masih ada di Wonosobo hingga saat ini. (rls; foto dok)