Indonesiasenang-, Batik sebagai warisan budaya bangsa terus maju dan berkembang, terlebih setelah UNESCO pada tahun 2009 menetapkan batik sebagai warisan budaya asli Indonesia. Berbeda dengan Solo, Yogyakarta, dan Pekalongan, Magelang memang tidak memiliki sejarah tentang batik. Namun, pada 2010, batik dari Magelang mulai dikembangkan masyarakat, dengan memasukkan unsur-unsur alam sebagai ciri khasnya.
Batik Magelang juga dikenal dengan motifnya water Torn yang merupakan salah satu ikon kota Magelang. Menara air buatan Belanda yang berada di sekitar alun-alun kota Magelang atau depan masjid agung. Ada juga motif kopi pecah, motif ini berbentuk daun kopi, bunga, dan buah kopi. Warnanya bisa hijau, biru, coklat, ungu, dan aneka warna lainnya. Kopi kini menjadi bagian dari gaya hidup, sehingga kopi juga dituangkan dalam motif di daerah Losari Magelang.
Motif batik Magelang sejuta bunga merepresentasikan Kota Magelang melalui corak ikon water toren berpadu dengan corak bunga teratai yang melambangkan kedamaian. Motif ini memiliki makna bahwa Kota Magelang merupakan kota yang indah dengan sejuta bunga dan merupakan kota yang damai. Sejarah Kota Magelang sebagai “Tuin Van Java” menjadi acuan Pemerintah Kota Magelang mengganti slogan “Magelang Harapan” menjadi “Magelang Kota Sejuta Bunga”. Bunga dianggap sebagai simbol untuk merepresentasikan kebersihan, keindahan, ketertiban dan kenyamanan.
Motif batik Magelang sejuta bunga diciptakan dan dipopulerkan oleh Iwing Sulitiyawati. Iwing juga telah mengantongi hak cipta atau hak eksklusif bagi pencipta atas motif batik Magelang sejuta bunga.
Motif batik Gelatik Magelang terinspirasi dari burung gelatik madu yang merupakan satwa mungil maskot Kota Magelang. Burung kicau berukuran mungil sekitar 13 cm ini memiliki warna hitam pada leher dan kepalanya, pipi putih yang menonjol, bagian atas kehijauan dan bagian bawah kuning kehijauan.
Motif batik Kupat Tahu terinspirasi dari kuliner khas Kota Magelang, yakni kupat tahu. Kupat tahu merupakan menu makanan yang terbuat dari ketupat, mi, bakwan, irisan kol, dan tahu putih yang disajikan menggunakan perpaduan bumbu dalam kuah kacang.
Motif batik Kemuning, tanaman kemuning merupakan salah satu ikon tanaman Kota Magelang yang menjadi inspirasi pembuatan motif batik khas Magelang. Pohon kemuning memiliki kaitan yang erat dengan sejarah perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap Pemerintah Kolonial. Pohon kemuning pernah menjadi pohon peneduh oleh Pangeran Diponegoro ketika berjalan saat perang.
Sementara, batik di Desa Borobudur bercirikan Candi Borobudur, motif batik ini biasanya digunakan sebagai sarung ketika pengunjung masuk ke Candi Borobudur. Dibanding Solo atau Yogyakarta, pembatik Magelang cenderung lebih berani memilih warna, Magelang memiliki potensi batik yang bagus jika dapat dikembangkan lebih serius. (rls; foto dok)