Indonesiasenang-, Surakarta kembali menegaskan identitasnya sebagai kota budaya. Menyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, Taman Balekambang disiapkan menjadi ruang perayaan inklusif yang memadukan seni pertunjukan, musik, dan geliat UMKM lokal. Bertajuk Balefest 2025, rangkaian acara ini akan berlangsung selama tiga pekan penuh, mulai 13 Desember 2025 hingga 1 Januari 2026.

Di tengah suasana taman bersejarah yang rindang, pengunjung akan disuguhi pertunjukan seni setiap hari mulai dari tari tradisional, reog, band akustik, hingga campursari dan gelar budaya. Semua dirancang untuk menghadirkan pengalaman wisata budaya yang hangat dan merakyat, tanpa sekat usia maupun latar belakang.

Disampaikan oleh Kepala UPTD Taman Balekambang, Bonita Rintyowati, bahwa Balefest 2025 bukan sekadar hiburan akhir tahun. “Kami ingin menjadikan Balekambang sebagai ruang rekreasi yang inklusif sekaligus panggung bagi seniman dan pelaku ekonomi kreatif lokal untuk berkembang”, ujarnya.

Balefest 2025 menghadirkan kurasi pertunjukan yang berganti setiap fase. Pada 13–21 Desember, Lapangan Partinah akan diramaikan oleh Sanggar Pincuk, Pung & Friends, serta gelar budaya yang menonjolkan ekspresi seni tradisi.

Memasuki 25–26 Desember, nuansa budaya semakin kental lewat Gelar Budaya, penampilan Soifduth, serta Campursari New Puspita bersama Lala Atila—menyajikan harmoni musik tradisional dan kontemporer khas Solo.

Puncak kemeriahan terjadi pada 27–31 Desember. Atraksi Jimbe Malinke, Good Morning Everyone, hingga The Redeg Rock Band Classic akan berbagi panggung dengan penampilan seni dari pelajar Solo, menandai regenerasi seni yang terus hidup.

Malam pergantian tahun, 31 Desember, menjadi sorotan utama. Panggung utama akan menampilkan The Solo Doctor, Pecas Ndahe, Himawan Diamond, dan Silvy Kumalasari. Perayaan ini juga dijadwalkan dihadiri Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayani, sebagai simbol dukungan pemerintah terhadap ekosistem seni dan budaya kota.

Menariknya, Balefest tidak berhenti di malam tahun baru. Pada 1 Januari 2026, Taman Balekambang tetap dibuka dengan aktivitas kreatif seperti workshop UMKM dan kelas batik, diselingi hiburan musik hingga malam hari. Konsep ini menegaskan bahwa perayaan Nataru di Solo bukan hanya tentang pesta, tetapi juga pembelajaran dan pelestarian budaya.

Sebagian besar acara Balefest 2025 bersifat nonkomersial. Pengunjung cukup membayar tiket masuk Taman Balekambang sebesar Rp5.000. Namun, terdapat dua agenda khusus berbayar:

- Sendratari Ramayana seharga Rp50.000 (di luar tiket masuk taman).

- Konser Malam Tahun Baru seharga Rp35.000 (sudah termasuk tiket masuk).

Seluruh tiket dapat dibeli secara daring melalui platform Artatix, memudahkan wisatawan merencanakan kunjungan sejak dini.

Dengan kolaborasi seni budaya, musik, UMKM, dan semangat inklusi sosial, Balefest 2025 diharapkan mampu mengangkat citra Taman Balekambang sebagai destinasi wisata budaya unggulan, sekaligus memperkuat posisi Solo sebagai kota yang ramah, kreatif, dan berakar kuat pada seni dan budaya. (januar; foto htbs)