Indonesiasenang-, AXEAN Festival kembali hadir dengan gebrakan baru. Setelah sukses mencuri perhatian penikmat musik kawasan tahun lalu, festival musik regional yang digelar di Jimbaran Hub, Bali ini resmi mengumumkan deretan penampil gelombang kedua untuk edisi 2025. Festival ini kian mengukuhkan dirinya sebagai panggung penting bagi musisi-musisi Asia Tenggara dan internasional yang ingin melintasi batas genre dan bahasa.
Dari Indonesia, nama-nama yang langsung mencuri perhatian adalah Fanny Soegi, penyanyi-penulis lagu dengan karakter vokal lembut dan lirik reflektif serta kolaborasi istimewa antara duo remix dangdut Feel Koplo dan rapper eksentrik Toxic Dev!. Kolaborasi ini dijanjikan sebagai penampilan penuh energi yang akan "memperkenalkan kembali" dangdut sebagai musik dansa akar rumput yang relevan secara global.
Tak hanya dari tanah air, gelombang kedua juga diramaikan oleh sederet nama kuat dari kawasan Asia Tenggara. Ada Valentina Ploy, penyanyi berdarah Thailand-Italia yang dikenal lewat warna pop dan storytelling personalnya; produser elektronik asal Filipina, Lustbass; serta ALICIA DC dari Singapura yang tengah naik daun di kancah pop alternatif. Dari Malaysia hadir dua entitas berbeda: musisi indie rock Terrer dan band rock beranggotakan enam orang, Capt’n Trips and the Kid. Sementara dari Kamboja, kolektif hip-hop La Cima Cartel siap mengusung warna baru dari negeri Angkor.
AXEAN Festival juga memperluas skopnya secara global. Penampilan internasional meliputi unit art-rock Mongolia Blindfold, band math-rock Shanghai Quitian, kuartet indie Korea Selatan Confined White, serta SIMILE LAND, unit band Korea yang sedang naik daun. Dari Eropa, Johnny Mafia akan mewakili warna noise rock Prancis. Sementara dari Jepang, Billyrrom akan memboyong soul-funk dalam balutan groove yang berani dan menyenangkan.
Dengan total 43 musisi yang mewakili lebih dari selusin negara dan teritori, AXEAN Festival 2025 menawarkan pengalaman lintas genre dan lintas budaya. Dari indie rock, folk, hip-hop, hingga eksperimental, semuanya akan hadir menyatu dalam satu perayaan musik yang mendobrak batas.
Ditegaskan oleh Piyapong Muenprasertdee selaku co-founder dan ketua panitia AXEAN Festival, menegaskan bahwa festival ini bukan sekadar ajang hiburan, tapi juga medium untuk eksplorasi dan pertemuan kultural.
“Musik hari ini lebih cair dan tak berbatas dari sebelumnya,” ujarnya. “Kami ingin AXEAN menjadi platform untuk semangat penjelajahan sonik, tempat musisi dapat menciptakan genre yang ‘bandel’, yang tetap berakar pada kebudayaan lokal namun terdengar relevan secara global”, kata Piyapong Muenprasertdee.
AXEAN Festival juga akan memperkenalkan segmen baru khusus musisi elektronik yang mengolah elemen budaya lokal ke dalam karya eksperimental.
Berlangsung di Jimbaran Hub, lokasi ini tak hanya menawarkan suasana tropis, tetapi juga koneksi dengan komunitas kreatif Bali. Melalui pasar seni dan produk lokal, festival ini menjadi wadah dialog lintas disiplin antara musik, seni visual, kriya, dan kuliner.
Festival ini juga memperpanjang kolaborasinya dengan French Institute dan Kementerian Urusan Eropa dan Luar Negeri Prancis, yang sejak lama mendukung pertukaran gagasan lewat lokakarya, panel diskusi, serta kemah penulisan lagu bersama musisi Asia Tenggara.
Tak kalah penting, kolaborasi strategis juga dijalin bersama MUSE ON dan Pentaport Rookie dari Korea Selatan. Fokusnya adalah untuk menjembatani skena K-Indie yang tengah tumbuh dengan komunitas kreatif Asia Tenggara. Ini membuka peluang dua arah: musisi Korea tampil di panggung Asia Tenggara, sementara talenta regional juga mendapat akses ke panggung internasional seperti Pentaport Rock Festival di Korea.
Tiket sudah tersedia melalui tiga kanal utama:
- Indonesia: bit.ly/TicketAXEAN2025Indo
- Internasional: bit.ly/TicketAXEAN2025Inter
- Tiongkok: bit.ly/TicketAXEAN2025China
Informasi lengkap mengenai line-up final dan program konferensi akan diumumkan dalam waktu dekat. AXEAN Festival 2025 didukung oleh Kementerian Urusan Eropa dan Luar Negeri Prancis serta French Institute sebagai bagian dari strategi ekspor industri kebudayaan dan kreatif global. (kelvin; foto haf)