Atraksi Wisata Religi Dan Tradisi Jelang Ramadan 2025 Di Jawa Tengah

Selain memperkuat nilai budaya dan agama, atraksi dan tradisi jelang ramadan juga memberikan pengalaman wisata yang berkesan bagi masyarakat

Atraksi Wisata Religi Dan Tradisi Jelang Ramadan 2025 Di Jawa Tengah

Indonesiasenang-, Bulan Ramadan akan segera tiba, dan masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Tengah, menyambutnya dengan berbagai tradisi yang penuh makna. Setiap tradisi yang dilakukan mengandung nilai kebersamaan, silaturahmi, dan penyucian diri. Tak hanya menjadi bagian dari budaya, tradisi ini juga menjadi daya tarik wisata yang menarik untuk diikuti. Berikut adalah rangkaian tradisi menyambut Ramadan di Jawa Tengah tahun 2025.

Grebeg Makukuhan

Masyarakat Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, melaksanakan tradisi Grebeg Makukuhan yang berlangsung pada 6-9 Februari 2025. Acara ini dimulai dengan Pengajian Akbar, Khoul Ki Ageng Makukuhan, Sadranan, hingga pertunjukan budaya seperti Pentas Wayang Kedu dan Pentas Kesenian. Sebagai puncak acara, akan diadakan Kirab Agung & Kirab Langse yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.

Gebyuran Bustaman

Tradisi unik yang berasal dari Kampung Bustaman, Kota Semarang ini merupakan upacara perang air yang bertujuan untuk membersihkan diri dari dosa sebelum memasuki bulan suci Ramadan. Tradisi ini telah berlangsung sejak tahun 1742 dan dipelopori oleh Kyai Bustam. Tahun ini, Gebyuran Bustaman akan kembali digelar pada 25 Februari 2025 dan diharapkan dapat menarik banyak pengunjung yang ingin merasakan keunikan tradisi ini.

Prosesi Dugder

Prosesi Dugder merupakan tradisi khas Kota Semarang yang ditandai dengan pemukulan bedug dan bunyi meriam sebagai tanda datangnya bulan Ramadan. Acara ini diawali dengan pemukulan bedug di Balaikota Semarang, kemudian dilanjutkan dengan arak-arakan Warak Ngendog menuju Masjid Agung. Warak Ngendog sendiri adalah hewan mitologi berbadan kambing, berleher panjang seperti unta, dan berkepala naga, yang melambangkan kebersamaan dalam keberagaman.

Megengan

Tradisi Megengan berasal dari masyarakat Demak dan bermakna ‘menahan’, sesuai dengan makna puasa Ramadan. Acara ini biasanya digelar sehari sebelum ramadan untuk mengingatkan masyarakat akan datangnya bulan suci dan dilaksanakan di Alun-Alun Demak. Pada tahun 2025, Megengan akan kembali diadakan H-1 Ramadan dan akan dimeriahkan dengan kirab budaya yang menggambarkan semangat kebersamaan masyarakat Demak.

Padusan

Padusan adalah tradisi Jawa yang melambangkan penyucian diri sebelum memasuki bulan Ramadan. Pemerintah Kabupaten Klaten akan menggelar Padusan di Obyek Mata Air Cokro, di mana tradisi ini akan dimeriahkan dengan kirab kendi berisi air dari 21 sumber mata air, kirab gunungan sedekah bumi, serta hiburan rakyat. Sementara itu, Kabupaten Boyolali juga mengadakan Padusan di Umbul Pengging dan Umbul Tlatar, diawali dengan kirab budaya dan ritual padusan oleh duta wisata sebagai simbol penyucian diri masyarakat Boyolali.

Dengan berbagai tradisi unik ini, Jawa Tengah menjadi salah satu daerah yang menarik untuk dikunjungi menjelang Ramadan. Selain memperkuat nilai-nilai budaya dan agama, tradisi ini juga memberikan pengalaman wisata yang berkesan bagi masyarakat dan wisatawan. (damar; foto disparjateng)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.