Indonesiasenang-, Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI) menegaskan bahwa industri pameran di Indonesia tidak terlalu terdampak oleh kebijakan efisiensi yang baru-baru ini diterapkan oleh pemerintah. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Afternoon Tea ASPERAPI yang digelar di Ruang Mawar, Balai Kartini, Jakarta (11/03/2025).
Dalam acara ini, ASPERAPI mengadakan diskusi dan networking dengan para pelaku industri serta perwakilan dari berbagai kementerian dan lembaga pemerintah. Ketua Umum ASPERAPI, Hosea Andreas Rungkat, didampingi Ketua Harian Jadi Rajagukguk, menjelaskan bahwa acara ini juga menjadi ajang networking serta pembaruan informasi bagi anggota, terutama yang tidak dapat hadir dalam Munas ke-12 sebelumnya. Dalam kesempatan tersebut, dirinya menyoroti beberapa program kerja yang akan dijalankan dalam kepengurusan ASPERAPI yang baru.

“Bahwa kebijakan efisiensi 2025 yang diterapkan pemerintah memang membatasi anggaran untuk event-event yang bersumber dari dana pemerintah. Namun, industri pameran yang didominasi sektor swasta tetap berjalan normal. Saya juga memastikan bahwa tidak ada laporan pembatalan event, penutupan perusahaan, atau pengurangan tenaga kerja di sektor pameran akibat kebijakan ini”, kata Hosea Andreas Rungkat.
Menurut Hosea Andreas Rungkat, dampak terbesar dari kebijakan efisiensi justru dirasakan oleh pelaku industri event korporasi dan konferensi. “Pameran itu seperti pasar, dan pasar tidak terdampak oleh kebijakan pemerintah tentang pengetatan anggaran. Sementara itu, event-event berbasis anggaran pemerintah memang mengalami penurunan, terutama di daerah-daerah yang lebih bergantung pada dana pemerintah”, jelasnya.
Dalam acara ini, ASPERAPI juga menandatangani MoU dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) sebagai bentuk kepedulian terhadap sektor perhotelan yang terdampak oleh kebijakan efisiensi.

ASPERAPI ingin memastikan bahwa industri pameran tetap berjalan dengan baik meskipun ada kebijakan efisiensi. Menurut Hosea Andreas Rungkat, sektor pameran memiliki peran penting dalam ekonomi nasional karena berfungsi sebagai platform untuk mempertemukan pelaku bisnis, memperluas jaringan, dan mempromosikan produk serta layanan.
Pada kesempatan yang sama Ketua Harian ASPERAPI, Jadi Rajagukguk, mengumumkan adanya perubahan pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang telah disepakati dalam Munas ke-12. Salah satu perubahan utama adalah perpanjangan masa kepengurusan dari 3 tahun menjadi 5 tahun. Dengan keputusan ini, masa bakti kepengurusan Hosea Andreas Rungkat dan Jadi Rajagukguk yang semula berakhir dalam tiga tahun, kini diperpanjang hingga tahun 2027
Sebagai tindak lanjut, ASPERAPI berencana melakukan roadshow ke berbagai daerah untuk mendorong pertumbuhan industri pameran di luar Jakarta. Selain itu, ASPERAPI akan memperkuat kerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya guna memastikan industri ini tetap berkembang.

ASPERAPI juga berencana menghadirkan Showcase Indonesia yang akan melibatkan berbagai pihak dari dalam dan luar negeri. Acara ini diharapkan dapat memperkenalkan industri pameran Indonesia di kancah internasional dan meningkatkan daya saing global.
Dengan dukungan pemerintah dan kerja sama dengan berbagai sektor, ASPERAPI optimis bahwa industri pameran di Indonesia akan terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional. (satria; foto tcs)