Indonesiasenang-, Sektor kesehatan Indonesia memasuki babak baru transformasi digital. Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) menjalin kerja sama strategis dengan Far Eastern Memorial Hospital (FEMH) Taiwan dalam pengembangan smart hospital, sebuah konsep rumah sakit berbasis teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI).
Kolaborasi ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan pasien, tetapi juga membuka peluang investasi dan transfer teknologi di sektor kesehatan swasta Indonesia. Seminar bertema “Futuristic Development of Smart Hospital” yang digelar ARSSI dan FEMH menjadi titik awal kerja sama konkret kedua negara di bidang digitalisasi medis.

“ARSSI ingin memastikan rumah sakit swasta di Indonesia mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi kesehatan global. Smart hospital bukan sekadar digitalisasi sistem, tapi transformasi menyeluruh yang berdampak pada efisiensi biaya dan kualitas layanan”, kata perwakilan ARSSI.
Taiwan dinilai sebagai mitra ideal karena keunggulannya dalam industri semikonduktor dan penerapan sistem digital kesehatan yang sudah matang. Dengan pengalaman tersebut, FEMH dan lembaga riset teknologi seperti Industrial Technology Research Institute (ITRI) menjadi sumber pengetahuan penting bagi Indonesia.
Seminar ini menghadirkan beberapa tokoh penting, seperti Setiaji (Chief Digital Transformation Office Kemenkes), Dr. Ben Widaja (President Director Mandaya Hospital Group), Professor Eric Y. Chuang (Vice President ITRI Taiwan), dan Dr. Kuo, Kue Hung (Director of Smart Health and Informatics FEMH).
“Taiwan telah membuktikan bahwa AI bisa membantu menekan biaya operasional rumah sakit dan meningkatkan efisiensi kerja. Sistem voice AI di FEMH, misalnya, mampu membantu dokter dan perawat menyusun rekam medis pasien secara otomatis”, jelas Professor Eric Y. Chuang.
Penerapan teknologi digital di rumah sakit berpotensi menciptakan efisiensi tinggi pada rantai operasional dan manajemen layanan kesehatan.

Menurut Setiaji dari Kemenkes, AI tidak akan menggantikan peran dokter dan tenaga medis, tetapi akan memperkuat kemampuan analitik dan keputusan klinis mereka. “Pemanfaatan AI adalah bagian dari strategi transformasi digital kesehatan nasional. Selain membantu pemerataan layanan, teknologi ini juga menjadi fondasi bagi sistem data-driven decision making”, ujarnya.
Dari sisi bisnis, efisiensi operasional rumah sakit melalui sistem digital seperti smart ward, eMedication, hingga voice AI akan menurunkan beban biaya jangka panjang sekaligus meningkatkan kepuasan pasien, faktor yang kini menjadi indikator utama keberhasilan industri layanan kesehatan swasta.
Dalam kegiatan ini, dua perusahaan teknologi medis Taiwan, Advantech dan EBM Technologies, turut hadir memperkenalkan inovasi terbaru mereka. Advantech menampilkan solusi seperti AMiS eMedication System, Smart Ward, dan Patient Engagement Solution, yang bertujuan meningkatkan kualitas dan kecepatan pelayanan rumah sakit.
“Investasi di bidang digital health kini tidak hanya soal perangkat keras, tapi juga sistem dan pengalaman pasien. Kami siap menjadi mitra inovasi bagi rumah sakit Indonesia dalam membangun ekosistem digital kesehatan yang terhubung dan kompetitif”, jelas perwakilan Advantech.
Bagi Indonesia, potensi pasar ini sangat besar. Dengan lebih dari 3.000 rumah sakit swasta dan meningkatnya kebutuhan akan layanan medis yang cepat dan presisi, peluang investasi teknologi digital di sektor kesehatan diperkirakan akan tumbuh signifikan dalam lima tahun ke depan.

Kolaborasi ARSSI dan FEMH menjadi momentum penting bagi sektor kesehatan swasta Indonesia. Selain memperkuat kualitas layanan, kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat alih teknologi dan menarik investasi asing di bidang digitalisasi rumah sakit.
“Rumah sakit swasta Indonesia perlu berani berinvestasi dalam sistem digital. Mulai dari antrian otomatis, analitik data pasien, hingga AI untuk diagnosis. Ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga daya saing global”, tutup ARSSI.
Data dan Fakta, Potensi Smart Hospital di Indonesia :
- Jumlah rumah sakit swasta >3.000 unit.
- Pertumbuhan pasar teknologi kesehatan digital (2025–2030) diproyeksikan naik lebih dari 15% per tahun.
- Nilai pasar healthtech global >USD 900 miliar pada 2030.
- Sumber utama investasi AI, Internet of Medical Things (IoMT), dan sistem integrasi data pasien.
(januar; foto harssi)