Indonesiasenang-, Setelah tujuh tahun tidak merilis album berbahasa Indonesia, Afgan kembali ke akar musikalitasnya lewat single terbaru berjudul “Kacamata”. Lagu ini menjadi pembuka bagi album ketujuhnya yang bertajuk Retrospektif, dijadwalkan rilis pada November 2025. Melalui karya ini, Afgan tak sekadar bernostalgia, tetapi juga mengajak pendengarnya menelusuri perjalanan musik pop yang membesarkan namanya.
“Album Retrospektif ini gue bikin sebagai perjalanan kembali ke roots gue, yaitu musik pop Indonesia. Buat gue, Kacamata merepresentasikan era itu. Selama 15 tahun berkarier, gue dikenal dengan kacamata dan lagu pop. Jadi secara simbolis, single ini sangat pas untuk membuka album”, kata Afgan.

Musik Kacamata tetap membawa ciri khas Afgan pop yang lembut dan melodius, namun kini dibalut dengan warna RnB dan sentuhan modern yang segar. Lagu ini mengisahkan seseorang yang rela mengubah dirinya demi cinta, hanya untuk menyadari bahwa semua pengorbanan itu salah arah. Sebuah metafora tentang pengkhianatan diri dan kehilangan jati diri demi orang lain.
Afgan menggandeng tiga musisi muda berbakat di balik proses kreatifnya: Iqbal Siregar, Petra Sihombing, dan Kamga Mohammed. Iqbal datang dengan ide awal berupa melodi catchy untuk bagian reff, yang kemudian dikembangkan bersama dalam waktu dua jam. Petra bertindak sebagai produser dan komposer, sedangkan Kamga berperan ganda sebagai komposer dan vocal director.
Proses rekaman vokal Kacamata selesai hanya dalam setengah hari, sebuah efisiensi yang menunjukkan kedewasaan musikal Afgan. Sementara proses produksi musik hingga mixing dan mastering rampung dalam waktu sekitar dua bulan. “Gue nggak sabar ngerilis lagu ini karena pengin orang bisa ngerasain vibe Afgan yang lama tapi dengan energi yang fresh,” ujar Afgan.

Video musik Kacamata digarap oleh Shadtoto Prasetio, menghadirkan visual bernuansa minimalis 90-an dengan estetika modern yang ringan. Dalam video ini, Afgan beradu akting dengan Yuki Kato, di mana permainan catur menjadi simbol utama. Gerak bidak, maju, mundur, bertahan, dan berkorban mewakili perjalanan cinta dan dilema batin dalam lagu.
Berbeda dari lagu-lagu sebelumnya yang banyak menonjolkan piano dan orkestrasi megah, Kacamata menampilkan permainan gitar yang kuat, mempertegas suasana pop-RnB yang lebih intim dan organik.
“Jangan terlalu berharap sama manusia, karena satu-satunya yang bisa diandalkan adalah Tuhan. Lagu ini reminder buat kita semua, ketika galau jangan sampai kehilangan diri sendiri”, tutur Afgan dengan reflektif.

Dengan ritme ringan dan lirik yang mudah diingat, Kacamata menjadi feel good song yang mengajak pendengarnya untuk berdamai dengan kegalauan. “Lagu ini pengin bikin orang ngerasa lebih baik, bisa menertawakan kegalauan diri sendiri, dan sadar bahwa hidup nggak selamanya berat”, pungkas Afgan.
Kacamata bukan sekadar single pembuka menuju Retrospektif, tapi juga sebuah pernyataan artistik bahwa setelah lima belas tahun berkarya, Afgan masih mampu menatap dunia musik pop Indonesia dengan mata baru tanpa kehilangan jati diri yang telah membuatnya dicintai. (sugali; foto dpa)