Indonesiasenang-, Dalam gelombang film horor yang silih berganti hadir di bioskop, “Tumbal Darah” muncul sebagai kejutan yang tak hanya menakuti, tetapi juga menyentuh. Di hari pertama penayangannya, film garapan Charles Gozali ini langsung memimpin box office Indonesia dengan torehan 50.388 penonton, menjadikannya film nasional paling banyak ditonton pada hari rilisnya.

Produksi kolaboratif antara MAGMA Entertainment, Wahana Kreator, Sinemaku Pictures, Virtuelines Entertainment, Caravan Studio, Dunia Mencekam Studios, VMS Studio, PK Films, dan Samara Group ini membuktikan bahwa horor Indonesia masih punya taring, asal dikemas dengan keberanian dan kedalaman cerita.

Berbeda dari horor kebanyakan yang hanya mengandalkan jump scare dan efek darah, Tumbal Darah justru mengajak penonton menyelami sisi gelap manusia dengan empati. Film ini mempertemukan tiga elemen kuat yaitu horor, aksi, dan drama keluarga dalam satu narasi yang padat dan emosional.

Kisahnya berpusat pada Jefri (diperankan Marthino Lio), seorang penagih utang yang berjuang demi keselamatan istri dan calon bayinya. Namun ketika tragedi menimpa sang istri, Jefri terseret ke klinik bersalin misterius yang ternyata menjadi lokasi ritual pengorbanan manusia. Dari sinilah mimpi buruk yang sesungguhnya dimulai.

“Gokil banget ya! Sepanjang film dibikin deg-degan, ngilu, tapi di akhir malah jadi haru. Isu yang dibawa juga unik dan relevan sama situasi sekarang”, ujar salah satu penonton yang keluar dari studio dengan ekspresi masih tegang.

Sementara itu, akun review film Cinecrib memuji performa Marthino Lio, “Gue suka banget sama karakternya Marthino Lio di sini. Dari awal udah bikin pengen ngikutin cerita dia gimana nanti. Kalau dibandingin dengan horor-horor lain, ini ada di kelas atas”.

Charles Gozali dikenal dengan gaya penyutradaraannya yang berani mengeksplor sisi-sisi manusia yang jarang disentuh. Dalam Tumbal Darah, ia menampilkan kekerasan dan kengerian bukan sebagai sensasi, melainkan refleksi atas penderitaan dan keputusan ekstrem manusia dalam situasi terdesak.

Pendekatan visualnya pun cermat, kamera menyorot ruang sempit dan pencahayaan kelam dengan komposisi yang menguatkan rasa klaustrofobia. Hasilnya, film ini tak hanya menakutkan secara fisik, tapi juga mengguncang secara psikologis.

Dengan lebih dari 50 ribu penonton hanya dalam 24 jam pertama, Tumbal Darah menjadi bukti nyata bahwa genre horor Indonesia terus berevolusi. Tak lagi sekadar hiburan pengundang jeritan, tetapi juga sarana kritik sosial yang kuat.

Bagi pecinta film yang ingin ikut merasakan kengerian dan ketegangan Tumbal Darah, tersedia promo spesial Buy One Get One Free (BOGOF) di platform m.tix, TIX ID, CGV, dan Cinépolis hingga akhir pekan ini. (fathur; foto hftd)