Visinema Umumkan Film Epik Perang Jawa, Kisah Diponegoro dalam Skala Sinematik Global

Visinema mengumumkan Perang Jawa, film epik tentang perjuangan Pangeran Diponegoro melawan kolonialisme. Disutradarai Angga Dwimas Sasongko

Visinema Umumkan Film Epik Perang Jawa, Kisah Diponegoro dalam Skala Sinematik Global

Indonesiasenang-, Setelah mencetak rekor lewat film animasi Jumbo, Visinema kembali menggebrak dunia perfilman dengan mengumumkan proyek paling ambisius dalam sejarah rumah produksi ini: Perang Jawa. Disutradarai langsung oleh Founder & CEO Visinema, Angga Dwimas Sasongko, film ini akan mengangkat kisah heroik Pangeran Diponegoro dan perjuangannya melawan kolonialisme Belanda.

Diumumkan tepat 200 tahun sejak meletusnya Perang Diponegoro pada 20 Juli 1825, film ini diproyeksikan memasuki tahap produksi pada 2027. Perang Jawa akan menyuguhkan skala epik, pembangunan dunia (world-building) yang megah, serta pendekatan visual dan naratif yang digarap secara sinematik dan visioner.

“Lewat Perang Jawa, kami sedang mengambil tantangan baru, sebuah epik perang yang berakar di tanah Jawa, dengan skala dan intensitas sinematik setara film-film epik global”, kata Angga Dwimas Sasongko.

Proyek ini tak hanya menjadi langkah besar dalam filmografi Angga, tetapi juga menunjukkan ambisi Visinema untuk menjadi game-changer di perfilman Asia Tenggara. Film ini akan diproduseri oleh Taufan Adryan, dengan skenario ditulis oleh penulis peraih Piala Citra, Ifan Ismail, bersama sejarawan dunia Peter Carey, penulis The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and the End of an Old Order in Java, 1785–1855.

Gagasan Perang Jawa berasal dari Gita Wirjawan, tokoh pendidikan dan host Endgame, yang akan bertindak sebagai produser eksekutif. “Diponegoro tidak berjuang untuk takhta, tapi untuk harga diri, keyakinan, dan warisan budaya. Ini adalah kisah manusiawi yang monumental. Kami ingin menyampaikan nilai-nilai itu melalui medium sinema agar bisa diterima dunia”, jelasnya.

Konsultan sejarah film ini, Peter Carey, menyebut Perang Diponegoro sebagai titik balik gerakan anti-kolonial di Asia Tenggara yang selama ini belum pernah diangkat secara layak dalam format film layar lebar.

“Diponegoro adalah pemimpin spiritual dan militer. Ia simbol kesadaran anti-kolonial awal yang akan sangat relevan untuk generasi hari ini”, ujar Peter Carey.

Film ini akan melanjutkan jejak inovatif Visinema setelah Mencuri Raden Saleh dan 13 Bom di Jakarta, serta Jumbo yang kini tercatat sebagai film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa. Perang Jawa menjadi proyek berikutnya yang memadukan sejarah monumental dengan kekuatan sinema modern.

Informasi lebih lanjut tentang Perang Jawa akan diumumkan melalui akun resmi Visinema di media sosial @VisinemaID. Film ini dipastikan menjadi salah satu proyek perfilman yang paling dinanti, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di kancah internasional. (fathur; foto hv)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.