Indonesiasenang-, Trinil, sebuah nama yang mungkin sudah pernah kita dengar, terutama untuk masyarakat Jawa Tengah. Jika dulu mungkin kamu pernah mendengarkan sandiwara radio tentang cerita Trinil ini, bisa jadi kamu akan merasa kembali mengenang masalalu.
Terinspirasi dari sandiwara radio Trinil, sutradara ternama Hanung Bramantyo memutuskan untuk debut film horor Trinil "Kembalikan Tubuhku". Meski begitu, cerita di film ini tak sama dengan sandiwaranya.
Bercerita tentang hantu kepala buntung yang meneror sebuah perkebunan teh di Jawa Tengah, film ini diperankan oleh Wulan Guritno, Carmela van der Kruk, Rangga Nattra, Fattah Amin, Shalom Razade, Alexander Wlan, Willem Bevers, Elly D Luthan, Gendhis Maharany dan Goetheng.
Diakuinya juga, cerita ini muncul pada saat pandemi Covid-19 muncul dan mengakibatkan banyaknya kematian. "Setiap hari, ketika mendengar suara sirine ambulans melintas, serasa malaikat maut sedang mengintai rumah, yang setiap saat bisa saja menjemput kita, orang tua kita, atau anak-anak kita. Situasi tersebut adalah horor dalam arti yang sebenar-benarnya," ujar Hanung Bramantyo.
Berlatar tahun 1977, dimana setting dibuat menyesuaikan tahun tersebut, film Trinil "Kembalikan Tubuhku" mengisahkan tentang pasutri yang bernama Rara (Carmela) dan Sutan (Rangga) yang kembali ke rumah mereka setelah bulan madu. Namun setelah kembali, pasutri ini malah mendapat teror hantu tanpa badan. Keberadaan teror itu lantas membuat Rara dan Sutan ketakutan bukan main. Sutan yang memiliki teman yang memiliki kemampuan dengan hal gaib rupanya ingin mengetahui penyebab munculnya hantu tersebut. Rupanya ada sebuah misteri dalam keluarga mereka yang belum terungkap.
Rencananya, film Trinil "Kembalikan Tubuhku" akan tayang pada 4 Januari 2024 mendatang. Tak hanya di Indonesia, film ini juga akan tayang di Malaysia dan Singapura.
Diakui Hanung, film horor merupakan film yang berada di peringkat ketiga untuk jumlah peminat di Asia. Itulah mengapa ia memutuskan untuk membuat film horor di akhir tahun 2023 ini. Hal itu diungkapkannya pada saat jumpa awak media pada Rabu, 27 Desember 2023 di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan.
Untuk pembuatannya sendiri, Hanung memilih kota Yogyakarta sebagai latarnya.
"Para pemain saya langsung bawa selama masa reading, supaya mereka bisa menyatu dengan ceritanya. Selama dua minggu prosesnya, kita tinggal bersama di lokasi agar semuanya bisa merasakan aura dari cerita ini." Ungkap Hanung.
"Semoga penonton suka dengan film ini, dan bisa memajukan perfilman Indonesia." harap Hanung menutup jumpa pers. (kintan; foto praba)