The Long Walk (2025): Mati Jika Berhenti, Review Film Adaptasi Stephen King Penuh Ketegangan

Review film The Long Walk (2025) adaptasi novel Stephen King garapan Francis Lawrence. Survival distopia brutal, Cooper Hoffman & Mark Hamill hadirkan teror psikologis.

The Long Walk (2025): Mati Jika Berhenti, Review Film Adaptasi Stephen King Penuh Ketegangan

Indonesiasenang-, Sobat Senang, berjalan kaki menikmati udara sekitar dan pemandangan di depan mata bisa menjadi salah satu stress healing. Ya, dengan catatan kita bisa menikmatinya. Tapi, apa jadinya justru menjadi pertaruhan nyawa?

Ya, inilah yang kamu lihat dalam Film The Long Walk (2025) yang membawa penonton ke dunia distopia kelam, sebuah adaptasi novel legendaris karya Stephen King yang digarap oleh Francis Lawrence (sutradara The Hunger Games). Berbeda dari film survival pada umumnya, The Long Walk menyajikan konsep sederhana namun mematikan: ratusan remaja dipaksa berjalan tanpa henti—jika berhenti, mereka langsung mati ditembak di tempat.

the-long-walk-poster-official-2025

Dengan janji hadiah besar, perjalanan ini berubah menjadi pertaruhan nyawa. Film ini sekaligus menghadirkan refleksi sosial tentang kekuasaan, propaganda, hingga rapuhnya nilai kemanusiaan.

Review Film The Long Walk
Sejak awal, film ini langsung menegangkan. Visual jalan panjang tanpa akhir, cuaca panas, serta sorotan kamera pada pasukan bersenjata menciptakan atmosfer menekan yang membuat penonton larut dalam teror.

Cooper Hoffman tampil kuat sebagai Raymond Garrety, remaja penuh empati namun rapuh. Ia menjadi pusat emosi film, ditemani oleh David Jonsson yang menyeimbangkan cerita lewat karisma persahabatan. Sementara itu, penampilan mengejutkan datang dari Mark Hamill sebagai The Major, pemimpin fasis dingin yang menambah lapisan horor psikologis dalam narasi.

Francis Lawrence berani menampilkan kekerasan tanpa kompromi. Adegan penderitaan fisik dan mental diperlihatkan secara nyata, menjadikan film ini relevan sebagai kritik sosial atas rezim totaliter, propaganda, hingga krisis ekonomi yang bisa dirasakan penonton masa kini.

mark-hamill-the-major-the-long-walk

Namun, film ini tidak lepas dari kelemahan. Beberapa karakter pendukung terasa kurang digali sehingga mengurangi kedalaman cerita. Alur yang terkadang lambat serta variasi adegan yang terbatas juga bisa membuat sebagian penonton merasa monoton.

Meski memiliki kekurangan, The Long Walk (2025) tetap menjadi tontonan menarik bagi penggemar genre horor survival dan adaptasi karya Stephen King. Pesan moralnya jelas: bertahan hidup bukan hanya soal fisik, tetapi juga mental, emosi, dan solidaritas.

the-long-walk-distopia-survival-movie

Tim Indonesiasenang.com memberi skor 6,5/10 untuk film ini. Jika kamu menyukai film dengan nuansa distopia kelam, ketegangan psikologis, serta kritik sosial yang kuat, The Long Walk layak masuk daftar tontonanmu. Selamat menonton! (kintan; murray close/lionsgate)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.