Indonesiasenang-, Film The Black Phone 2 garapan sutradara Scott Derrickson kembali menghadirkan kengerian yang menegangkan. Jika biasanya cerita berakhir setelah tokoh utama mati, film ini justru menembus batas antara dunia nyata dan mimpi. The Grabber (Ethan Hawke) yang telah tewas, kini menuntaskan dendamnya melalui dunia mimpi.
Melanjutkan kisah dari film pertama, The Black Phone 2 menggambarkan usaha The Grabber membalas dendam kepada Finn (Mason Thames) dan Gwen (Madeleine McGraw), dua bersaudara yang kini tengah berada di sebuah camp liburan bernama Alpine Lake.
Film ini masih mengusung genre horor psikologis dengan sentuhan supranatural, mengeksplorasi trauma, kehilangan, serta panggilan dari masa lalu yang membawa malapetaka.
Hubungan antara Gwen dan mendiang ibunya (Anna Lore) menjadi pusat emosional dalam film ini. Kisah tentang cinta, rasa bersalah, dan kekuatan yang lahir dari luka menjadikan perjalanan mereka makin dalam. Namun, panggilan telepon misterius dari ibunya justru membawa Gwen dan Finn ke bahaya yang tak kasat mata — dunia mimpi yang bisa melukai nyata. Rahasia lainpun terkuak di sini.
Review Film
Bagi penonton baru, The Black Phone 2 mungkin terasa menantang karena alurnya yang langsung terhubung dengan film pertama. Penggambaran dunia mimpi terasa suram, penuh luka, dan mencekam. Sosok Gwen yang rapuh namun kuat menjadi pusat emosional yang berhasil membuat penonton terbawa suasana.
Meski akting Ethan Hawke dan Mason Thames tetap solid, kehadiran beberapa pemeran pendukung terasa kurang kuat dalam karakter mereka membuat film ini harus sedikit cacat. Tokoh hantu anak-anak justru tampil dengan riasan yang agak berlebihan dan kurang natural, sedikit menurunkan atmosfer horor yang diharapkan. Jujur saja, tim Indonesia Senang merasa sedang menonton tokoh costplay yang dipaksakan untuk masuk ke dalam scene.
Namun dari sisi visual, The Black Phone 2 berhasil membangun nuansa nostalgia 1980-an melalui grainy footage dan tone warna VHS yang klasik. Musik latar karya Atticus Derrickson menambah ketegangan dan tekanan emosional di sepanjang film. Dengan adegan kekerasan yang muncul sesekali namun intens, film ini tetap mampu membuat penonton menahan napas, sehingga kepanikan makin terasa.
Tim IndonesiaSenang.com memberikan skor 6,5 dari 10 untuk film ini. The Black Phone 2 tetap layak ditonton bagi pencinta horor psikologis yang ingin merasakan kembali teror khas Scott Derrickson.
Selamat menonton — dan bersiaplah menghadapi teror yang mungkin menghantui dalam mimpi! (kintan; up; cto)