Indonesiasenang-, Hetty Koes Endang seorang penyanyi senior dan juga sekaligus juri dalam acara televisi D’academy Asia dan juga Golden Memories Indosiar, mengaku sangat sekali percaya diri saat menngenakan kostum yang dibuat dari Tenun dan Songket karya Anna Mariana.
“Tenun itu eksklusif, istimewa juga cantik. Mengenakan songket dan tenun sama dengan ikut memelihara budaya Indonesia”, kata Hetty Koes Endang disela-sela acara live Golden Memories, di Indosiar.
Untuk keperluan penampilannya di Indosiar itulah, Hetty Koes Endang meminta bantuan sahabatnya Anna Mariana, desiner tenun dan songket untuk mendesainkan setiap kostumnya, untuk setiap hari. “Pokoknya sepanjang acara berlangsung, saya selalu memakai kreasi Anna Mariana. Dia tahu persis apa yang saya inginkan”, ungkap isteri dari Dr. Yusuf Erwin Faisal ini.
Sepanjang 2016 hingga awal tahun 2017, lebih dari 50 baju kreasi Anna Mariana dikenakan Hetty Koes Endang, Dan Anna Mariana akan terus mensupport penampilan Hetty Koes Endang.
Anna Mariana perempuan yang sudah lebih dari 33 tahun berkecimpung di dunia tenun dan songket ini mengatakan, “Saya tahu Bunda Hetty senang dengan warna-warna cerah, karena warna itu juga bagus ketika terlihat di kamera”, katanya.
Anna Mariana saat ini tengah mempelopori lahirnya Tenun dan Songket Khas Betawi. Beragam jenis tenun dan songket telah ia buatkan untuk Hetty. Ada motif rangrang, motif tenun khas Bali, motif endek dan banyak lagi. “Saya senang sekaligus bangga, Bunda Hetty memakai karya khas Indonesia dan ikut melestarikan budaya asli Indonesia, sama seperti yang di barat, tidak ada tenun yang diolah secara handmade. Tekstil mereka rata-rata keluaran mesin dan pabrikan”, ucapnya.
Anna Mariana yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Sejarah Kain Tenun Nusantara bersemangat mempelopori kelahiran tenun dan songket khas milik Betawi. “Dalam soal design, saya tetap akan mengangkat motif asli dan tidak menghilangkan ciri khas Betawi”, jelasnya.
Menurut perempuan kelahiran 1 Januari 1960 ini, dalam budaya masyarakat Betawi belum pernah ada tenun dan songket. “Yang ada hanya kain batik dengan motif kembang-kembang dengan selalu ada motif ondel-ondel atau pun gambar monas. Produksi ini kemudian hanya kita kenal sebagai kain dari batik cap, batik tulis, batik printing dan bukan tenun yang terbuat handmade,” pungkas Anna Mariana. (rls; foto dok)