Indonesiasenang-, Industri film Tanah Air kembali diramaikan oleh kehadiran Tabayyun, drama terbaru garapan Beehave Pictures yang resmi menggelar gala premiere-nya di Plaza Senayan XXI, Jakarta Pusat, pada Rabu (30/04/2025). Dibintangi Titi Kamal sebagai Zalina, Ibrahim Risyad sebagai Arlo, Naysilla Mirdad sebagai Arum, Farrell Rafisqy sebagai Arka, dan Jenny Rachman sebagai Samira, film ini mengangkat isu yang sangat relevan di era digital: pentingnya mencari kebenaran sebelum menghakimi.
Hadir dalam suasana hangat, para selebriti, pejabat, hingga rekan industri tampak antusias menyaksikan pemutaran perdana film yang diadaptasi dari novel karya Ilyas Bachtiar ini. Produser Nafa Urbach mengungkapkan optimisme besar terhadap sambutan masyarakat. “Setelah Air Mata di Ujung Sajadah sukses luar biasa, kami persembahkan Tabayyun yang juga punya pesan moral dalam. Ini bukan sekadar drama, tapi cerminan kondisi sosial kita sekarang”, ujarnya.
Disutradarai Key Mangunsong dan ditulis Titien Wattimena, Tabayyun bercerita tentang Zalina, seorang ibu tunggal yang harus menghadapi stigma, gosip, dan masa lalunya yang kelam. Hidupnya berubah ketika Arlo, putra pimpinan perusahaannya, jatuh cinta padanya. Namun hubungan mereka mendapat penentangan keras, terutama dari sang ibu Arlo, Samira.
Secara tematik, Tabayyun menawarkan sesuatu yang segar di tengah dominasi film horor lokal. Isu ibu tunggal, prasangka sosial, dan pentingnya klarifikasi sebelum menilai seseorang, diangkat secara lugas namun emosional. Titi Kamal mendapat pujian atas aktingnya yang kuat, menampilkan sosok Zalina sebagai perempuan tegar yang juga rapuh di dalam.
Visual film ini pun mendapat catatan positif berkat penyutradaraan Key Mangunsong yang menghadirkan sinematografi dengan tone hangat, menyatu dengan cerita yang menyentuh. Tiga lagu original soundtrack dari Fabio Asher, Anggis Devaki, dan Nabila Ellisa, menambah atmosfer dramatis yang mengena.
Namun, beberapa penonton gala premiere mencatat kelemahan pada alur yang terasa lambat di paruh pertama. Selain itu, karakter pendukung seperti Arum dan Samira dinilai kurang tergali, sehingga konflik yang berpotensi dalam terasa kurang maksimal. Dialog yang kadang terdengar teatrikal, mengingatkan pada gaya sinetron, juga menjadi catatan minor.
Ending yang disajikan pun terkesan terlalu "manis" dan idealis, sedikit mengurangi kesan realisme yang sempat terbangun kuat sejak awal film.
Meski demikian Tabayyun tetap layak untuk ditonton di tengah serbuan film horror dimana film ini memberikan angin segar bagi penikmat drama bermutu. Seperti janji Ronny Irawan, sang produser, "Pengalaman menonton Tabayyun akan berbeda. Emosi penonton benar-benar naik turun sedih, gembira, sampai gemes !".
Film ini juga menjadi pengingat bahwa di era media sosial seperti sekarang, tabayyun atau klarifikasi sebelum menghakimi adalah sebuah keharusan.
Film Tabayyun dijadwalkan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 8 Mei 2025. Siapkah Sobat Senang merasakan badai emosi yang ditawarkan film ini ?. (satria; foto tyo)