Indonesiasenang-, Industri komik Indonesia baru saja menorehkan sejarah dengan lahirnya Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta, sebuah kolaborasi unik antara karakter lokal ciptaan Faza Meonk dan tokoh legendaris manga Jepang karya Osamu Tezuka. Buku ini resmi dirilis Elex Media Komputindo (Kompas Gramedia Group) dan langsung menjadi sorotan karena mempertemukan dua ikon lintas negara.
Lebih dari sekadar crossover kreatif, proyek ini disebut sebagai bentuk diplomasi budaya. Si Juki dengan humor satir dan gaya kritisnya dipadukan dengan Black Jack yang sarat pesan kemanusiaan, menghasilkan narasi segar, jenaka, sekaligus menyentuh.

Disampaikan oleh Faza Meonk selaku kreator Si Juki, bahwa kolaborasi ini sebagai impian yang terwujud. “Sejak lama saya mengagumi karya Osamu Tezuka, sosok yang dijuluki God of Manga. Bisa mempertemukan Juki dengan Black Jack adalah bentuk penghormatan pada warisan budaya pop dunia”, ujarnya dalam konferensi pers peluncuran di Gramedia Jalma, Blok M, Jumat (19/9).
Proses pengerjaan komik ini berlangsung lebih dari satu tahun dengan pengawasan ketat dari Tezuka Productions. Hal itu dilakukan agar karakter Black Jack tetap otentik, meski dalam cerita ia juga mendapat sentuhan gaya khas Si Juki.
Dalam komik ini, kedua karakter bertemu di dunia fiksi bernama Kyokarta. Faza mengaku berusaha menjaga jati diri Black Jack, sambil memberi nuansa ekspresif yang menyesuaikan dengan komedi ala Si Juki.

“Beberapa ekspresi Black Jack di komik ini mungkin tidak akan ditemukan di versi manga aslinya. Tapi tetap kami jaga esensinya agar tidak hilang”, jelas Faza Meonk.
Menariknya, Faza Meonk tak menutup kemungkinan komik ini akan berkembang ke medium lain, termasuk serial animasi hingga film layar lebar. Namun, ia menegaskan fokus utama saat ini adalah komik. “Black Jack basisnya komik, IP-nya kuat di sana. Jadi tahap awal kami memang mau menekankan bentuk komik dulu”, katanya.
Black Jack pertama kali terbit pada 1973 dan dikenal sebagai dokter jenius yang melakukan operasi mustahil meski tanpa izin resmi praktik. Ceritanya sarat kritik sosial dan refleksi moral, menjadikannya salah satu ikon manga paling berpengaruh di dunia.
Sementara itu, Si Juki lahir pada 2011 sebagai representasi anak muda perkotaan Indonesia. Dengan gaya satir, anti-mainstream, dan dekat dengan isu keseharian, Si Juki berkembang dari komik media sosial hingga merambah buku, serial animasi, dan film layar lebar. Popularitasnya bahkan menembus pasar global, menjadikannya salah satu IP lokal paling sukses.

Dengan dirilisnya Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta di Indonesia dan rencana penerbitan di Jepang, karya ini diharapkan menjadi pintu pembuka untuk lebih banyak kolaborasi antara komikus Indonesia dan Jepang.
Selain memperkenalkan Black Jack kepada generasi baru pembaca, proyek ini juga memperkuat posisi komik lokal di kancah internasional. Sebuah langkah yang membuktikan bahwa cerita khas Indonesia bisa bersanding sejajar dengan warisan budaya pop dunia. (damar; foto hsj)