Indonesiasenang-, Jakarta – Musisi dan penyanyi muda Rio Clappy tengah mematangkan segala persiapan untuk momen besar dalam kariernya: tampil perdana sebagai solois di panggung bergengsi Java Jazz Festival 2025. Penampilan ini akan menjadi tonggak penting yang menandai keseriusannya dalam merintis jalur musik yang otentik dan penuh warna.

Dalam wawancara bersama media pada Sabtu (11/5/2025), Rio mengungkapkan perasaannya menjelang festival tersebut. Ia merasa antusias, namun juga mengakui ada tekanan besar untuk tampil maksimal.

“Latihan sudah pasti. Kita juga siapin konsep visual, kostum, aransemen, dan lainnya. Ada sekitar delapan lagu yang bakal dibawakan,” ujar Rio Clappy.

Delapan lagu yang akan ia tampilkan didominasi karya orisinal—beberapa di antaranya bahkan belum pernah dirilis secara resmi. Rio juga akan memberikan tribute spesial kepada mendiang Debby Nasution lewat lagu legendaris Angin Malam, yang dulu dipopulerkan oleh Chrisye. Lagu tersebut akan dibawakan dengan restu dari keluarga mendiang.

“Ada juga lagu Bunga Abadi, lagu saya sendiri. Rencananya dibikin dua versi aransemen—satu versi full orkestra, satu lagi seperti versi lama,” tambah Rio, memberikan bocoran konsep musikalnya.

Tantangan utama datang dari format festival yang menuntut ritme cepat dan efisien, berbeda dengan panggung intim yang biasa ia lakoni.

“Kalau off-air biasanya aku kasih speech atau baca puisi dulu, kayak waktu di Purwokerto. Tapi di Java Jazz, semuanya harus cepat, langsung main,” jelasnya.

Meski belum memiliki album penuh, Rio telah merilis beberapa lagu seperti Denyut. Ia pun membuka peluang untuk merilis musik dalam format fisik seperti piringan hitam (vinyl), menandakan keseriusannya dalam mengarsipkan karya secara eksklusif.

“Udah ditawarin vendor buat bikin vinyl. Harapannya, tahun ini bisa rilis digital dulu, nanti nyusul fisik,” kata Rio optimistis.

Terinspirasi dari era musik 70-an, mulai dari Badai Pasti Berlalu, The Carpenters, hingga David Naif dan Dewa 19, Rio membawa nuansa klasik yang dikemas dalam format kontemporer. Gayanya yang personal, lirik yang puitis, dan eksplorasi aransemen menjadikan namanya patut diperhitungkan di skena musik independen Indonesia.

“Kalau ada yang mau benar-benar dengar dan menggemari, saya sangat bersyukur,” pungkas Rio.

Java Jazz Festival 2025 tak hanya akan menjadi panggung pertunjukan, tetapi juga panggung pembuktian bagi Rio Clappy—bahwa ia bukan sekadar talenta baru, tapi seniman utuh yang layak mendapat tempat di jajaran musisi besar tanah air. (sugali; foto rrkg)