Indonesiasenang-, Setelah melewati perjalanan panjang sejak tahap pengembangan hingga mendapat sejumlah penghargaan internasional, Pangku akhirnya merilis official teaser trailer dan poster perdananya. Film debut penyutradaraan Reza Rahadian ini juga tengah bersiap menuju ajang prestisius Busan International Film Festival (BIFF) 2025, yang akan berlangsung pada 17–26 September 2025 mendatang.
Dengan judul internasional On Your Lap, Pangku akan berkompetisi di program Vision. Kehadiran film ini di Busan menandai langkah penting bagi Reza, yang sebelumnya lebih dikenal sebagai aktor papan atas Indonesia, kini menunjukkan keberaniannya melangkah sebagai sutradara.

Teaser trailer menampilkan sosok Sartika (Claresta Taufan), perempuan muda yang sedang hamil dan mencari masa depan lebih baik. Ia bertemu dengan Maya (Christine Hakim), pemilik kedai kopi di jalur Pantura, yang merawatnya hingga persalinan. Namun kehidupan membawa Sartika ke jalan yang tidak terduga: bekerja di warung kopi pangku, sebuah fenomena sosial khas Pantura yang kini semakin jarang ditemui.
Kisahnya semakin emosional ketika hadir lagu legendaris “Ibu” dari Iwan Fals, yang dipilih menjadi soundtrack utama film ini. Kehadiran lagu tersebut memperkuat nuansa perjuangan seorang perempuan yang berusaha bertahan dalam kerasnya realitas hidup.
Selain Claresta Taufan, Christine Hakim, dan Fedi Nuril yang memerankan Hadi, seorang sopir truk distributor ikan, Pangku juga menghadirkan jajaran bintang lain: Devano Danendra, Shakeel Fauzi, Jose Rizal Manua, Reza Chandika, Kaan Lativan, Nazira C Noer, Galabby, T.J. Ruth, Lukman Sardi, hingga Nai Djenar Maisa Ayu. Deretan pemain lintas generasi ini menciptakan kolaborasi yang segar dan penuh warna.
“Film Pangku membawa kisah tentang perjuangan perempuan yang bertahan hidup dengan menjadi pelayan kopi pangku tanpa memiliki banyak pilihan. Di film ini, kita akan melihat perjuangan dua perempuan, Sartika dan Maya, yang sama-sama saling ‘memangku’ meski masing-masing berada dalam kesusahan hidup mereka”, kata Reza Rahadian, sutradara sekaligus penulis skenario bersama Felix K Nesi.

Sementara itu, produser Arya Ibrahim menekankan bagaimana kopi pangku menjadi representasi pilihan hidup yang pelik. “Kopi pangku adalah cara bertahan hidup yang tidak biasa, sering kali dilakukan karena keterpaksaan. Keputusan yang tampak salah di mata orang lain, sebenarnya adalah jalan untuk tetap melanjutkan hidup”, jelasnya.
Ditambahkan oleh Claresta Taufan, pemeran Sartika, bahwa perjalanan Sartika adalah kisah perempuan yang tak punya pilihan selain bertahan. “Aku merasakan betul bagaimana beratnya perjuangan seorang ibu yang berjuang untuk anaknya”, ucapnya.
Sedangkan Christine Hakim mengungkapkan kekagumannya pada kepemimpinan Reza di balik layar. “Meski produksi ini berat, suasana syuting tetap menyenangkan. Busan akan menjadi awal perjalanan panjang film ini, dan semoga bisa memberi warna baru bagi perfilman Indonesia”, ujarnya.
Pangku diproduksi oleh Gambar Gerak, rumah produksi yang didirikan Reza Rahadian bersama Arya Ibrahim, dan ikut melibatkan produser Gita Fara. Film ini bukan hanya karya debut, tapi juga sudah mengukir prestasi sejak tahap pengembangan.
Beberapa pencapaian yang sudah diraih :
- White Light Post-Production Award di JAFF Future Project (JFP) 2024
- Seleksi Hong Kong - Asia Film Financing Forum ke-23 (HAF23)
- Terpilih di HAF Goes to Cannes Program, dipresentasikan di Marché du Film, Cannes Film Festival 2025
- Ikut serta di Far East in Progress, Focus Asia 2025, Far East Film Festival
- Mendapat Red Sea Fund for Post-Production dari Red Sea Film Foundation

Semua ini menjadi bukti bahwa Pangku bukan hanya film lokal, melainkan karya yang sudah mendapat pengakuan internasional sebelum rilis di Indonesia.
Setelah tampil di Busan, Pangku akan resmi tayang di jaringan bioskop Indonesia mulai 6 November 2025. Publik tanah air akhirnya bisa menyaksikan langsung kisah perempuan Pantura yang penuh luka, cinta, dan keteguhan hati.
“Perjalanan film ini baru dimulai. Kami berharap Pangku bisa berbicara lintas budaya, lintas negara, dan membuka ruang dialog tentang bagaimana manusia bertahan hidup dengan caranya masing-masing”, pungkas Reza Rahadian. (kintan; foto hfp)