Review Film Dracula: A Love Tale (2025) – Romantis, Tapi Kurang Menggigit

Review film Dracula: A Love Tale (2025) karya Luc Besson. Dibintangi Caleb Landry Jones & Christoph Waltz, film ini menawarkan cinta abadi namun terasa kurang menggigit.

Review Film Dracula: A Love Tale (2025) – Romantis, Tapi Kurang Menggigit

Indonesiasenang-, Dracula : A Love Tale, sebuah film romantis horor besutan sutradara Luc Besson akhirnya tayang di bioskop Indonesia menjelang akhir bulan Agustus 2025. Film ini dibintangi oleh sederet aktor berbakat, di antaranya ialah Caleb Landry Jones sebagai Dracula alias Pangeran Vlad II, Zoë Bleu Sidel sebagai Elisabeta dan Mina Harker, Matilda De Angelis sebagai Maria, serta Christoph Waltz sebagai pemburu vampir.

dracula-a-love-tale-romantic-scene

Luc kembali mencoba menghidupkan ulang legenda klasik Bram Stoker ini dengan fokus cerita bukan pada horor dan politik kelam, melainkan pada cinta abadi yang tragis. Vlad II Dracula (Caleb Landry Jones) digambarkan sebagai seorang pria yang kehilangan harta terbesarnya, sang kekasih bernama Elizabeth (Zoë Bleu Sidel).

Kematian kekasihnya yang dibunuh para penyerang membuat Dracula menolak Tuhan, lalu berubah menjadi makhluk abadi yang hidup dari darah manusia. Namun, di balik kutukan itu, keyakinannya pada cinta tetap menyala. Dracula percaya Elizabeth bisa kembali, sehingga perjalanan pencariannya kini menjadi cerita yang dikemas selama 2 jam lebih.

REVIEW FILM
Alur cerita dalam film ini cukup lambat, Sobat Senang harus sedikit lebih bersabar untuk menunggu isi cerita di film ini sepenuhnya. Keberadaan Caleb Landry Jones berhasil memerankan karakternya sebagai Dracula, namun sayangnya kurang didukung dengan gaya penyutradaraan Luc Besson yang dirasa ketinggalan zaman dan membuat film kehilangan momentum.

dracula-a-love-tale-blood-scene

Performa Aktor
Meski alur cerita terasa lambat dan berulang, penampilan Caleb Landry Jones cukup kuat dalam menggambarkan sosok Dracula yang tragis sekaligus menakutkan. Ia tampil penuh luka batin, cinta, dan amarah. Christoph Waltz juga berhasil mencuri perhatian lewat peran sebagai pendeta karismatik, memberi energi tambahan di tengah cerita yang cenderung repetitif.

Kelemahan Film
Ya, sayang sekali memang. Film Dracula: A Love Tale sejatinya sudah memiliki aktor berbakat, detail teknis yang rapi, serta niat baik untuk menyorot sisi romantis sang vampir. Namun, semuanya runtuh karena arah penyutradaraan yang lemah, narasi repetitif, dan visi artistik yang ketinggalan zaman. Kisah cinta abadi yang seharusnya bisa digambarkan lebih dalam dan membara, justru terkesan nyaris padam, menghilangkan tujuan cerita sebenarnya.

dracula-a-love-tale-cinematography

Dengan durasi cukup lama, yaitu dua jam, penonton disajikan dengan detail teknis film yang cukup baik, tetapi gagal menggugah pengalaman sinematis yang mendalam. Apalagi, nampak karakter pendukung tidak memiliki pendalaman karakter yang cukup. Lebih parahnya, cerita yang mengangkat betapa abadinya cinta sang dracula tidak begitu menonjol.

Secara teknis, film ini rapi dan visualnya cukup menarik. Namun, dari segi penyutradaraan dan kedalaman cerita, Dracula: A Love Tale (2025) terasa kurang menggigit. Meski begitu, bagi penonton yang ingin menikmati film romantis-horor tanpa banyak ketegangan, film ini masih bisa jadi pilihan ringan. Skor: 6,5/10 Selamat menonton! (kintan; cto)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.