Indonesiasenang-, Pulau Borneo yang terkenal dengan sebutan “tanah seribu sungai” menjadi inspirasi utama bagi arsitek ternama Budi Pradono dalam proyek revitalisasi Samarinda Central Plaza (SCP). Melalui pendekatan forensik arsitektur dan desain holistik, SCP diproyeksikan bertransformasi menjadi pusat sosial-ekonomi baru yang lebih relevan dan berkelanjutan di jantung kota Samarinda.

Groundbreaking rejuvenasi mal SCP resmi dilakukan pada Rabu, 23 Juli 2025, disaksikan langsung oleh Walikota Samarinda, Dr. H. Andi Harun, dan perwakilan pengelola mal, Helen Rusianto dari PT. Samarinda Central Plaza. Dalam kesempatan tersebut, Budi Pradono memaparkan bahwa pendekatan revitalisasi dimulai dengan memanfaatkan potensi geografis Sungai Mahakam sebagai vocal point sekaligus penguat identitas mal.

“Mal selayaknya punya locus khusus yang memberi magnet bagi publik. Sungai Mahakam menjadi elemen alam yang memberi arah kuat untuk itu”, kata Budi Pradono.

Berbeda dari pendekatan renovasi biasa, rejuvenasi SCP melibatkan riset forensik arsitektur, suatu metode observasi mendalam terhadap potensi lokasi, komposisi ruang, hingga penguatan struktur bangunan. Analisis ini mencakup sistem struktur, efisiensi energi, dan peningkatan sistem pendingin serta pencahayaan yang ramah lingkungan. Semuanya bertujuan untuk menciptakan kenyamanan sekaligus efisiensi operasional.

Revitalisasi ini sekaligus merespons kondisi pascapandemi yang membuat banyak pusat perbelanjaan di Indonesia, termasuk SCP, mengalami penurunan kunjungan. Dengan pendekatan holistik, desain anyar mal tidak hanya menjadi ruang belanja, namun dirancang ulang sebagai tempat interaksi sosial dan pusat gaya hidup.

Salah satu elemen paling menonjol dalam desain baru adalah fasad mal berbentuk ombak dengan material kisi-kisi kayu yang dinamis. Elemen ini dirancang untuk mencerminkan karakter Sungai Mahakam yang mengalir di sekitarnya. Sementara area rooftop diusulkan menjadi zona kafe dan restoran dengan pemandangan langsung ke arah sungai, memberikan pengalaman kuliner terbuka yang lebih segar dan estetik.

“Kami ingin menghadirkan suasana baru, dari rooftop hingga promenade yang ramah pedestrian. Ini akan jadi mal dengan pengalaman ruang yang lebih hidup dan hijau”, jelas Budi Pradono.

Di sekitar bangunan mal, BPA menyarankan pembangunan promenade yang dikelilingi deretan kafe dengan material batu bata, menciptakan nuansa homey yang familiar dan nyaman. Akses pejalan kaki juga diperkuat dengan pohon-pohon avenue yang memberi keteduhan alami, mengurangi suhu kota Samarinda yang panas, sekaligus memperkuat kesan ruang publik yang inklusif.

Tak hanya mengandalkan elemen visual, SCP juga akan mengintegrasikan langit-langit kinetik dan sistem suara ambience musik yang menciptakan suasana unik dan personal bagi setiap pengunjung. Teknologi pencahayaan dan pendinginan ruang akan disesuaikan secara optimal untuk efisiensi energi sekaligus mendukung konsep green building.

Ditekankan oleh Budi Pradono bahwa mal modern harus mencerminkan nilai-nilai bersih, higienis, dan tanggap terhadap gaya hidup sehat. Fasilitas pendukung seperti sanitasi, ruang terbuka, dan sistem sirkulasi udara akan menjadi bagian integral dari desain baru.

Lebih dari sekadar pusat belanja, Budi Pradono ingin menjadikan SCP sebagai representasi ruang sosial dan kultural kota tempat di mana warga bisa berkumpul, bersantai, hingga menikmati pertukaran nilai-nilai dalam wujud arsitektur yang menghargai manusia dan lingkungannya.

“Kami percaya mal bisa menjadi panggung baru untuk kesetaraan sosial dan perayaan kesejahteraan bersama, bukan sekadar konsumsi”, tutup Budi Pradono.

Dengan rekam jejak panjang dan jejaring global dari Budi Pradono Architect (BPA), proyek rejuvenasi SCP diharapkan menjadi model revitalisasi mal yang bisa direplikasi di berbagai kota di Indonesia, terutama dalam menjawab tantangan desain pascapandemi dan ekonomi lokal yang dinamis. (dewa; foto dpbp)