Indonesiasenang-, Aktris Rania Putrisari turut berpartisipasi dalam kampanye global 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang berlangsung dari 25 November hingga 10 Desember. Melalui perannya sebagai Naya dalam film pendek 'Dunia Tanpa Luka,' Rania menghidupkan kisah seorang korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang berjuang melawan trauma untuk melanjutkan hidup.
Film ini merupakan bagian dari rangkaian acara bertajuk Dunia Tanpa Luka yang digagas oleh Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi (KPPB). Disutradarai oleh Bedjo Soelaksono, film ini mengisahkan perjuangan seorang perempuan untuk bangkit dari kekerasan domestik, menyampaikan pesan bahwa setiap perempuan berhak hidup tanpa kekerasan.
Diungkapkan oleh Rania Putrisari bahwa mendalami karakter Naya adalah tantangan besar yang menguras energi, baik secara fisik maupun mental. “Syutingnya draining banget, semua scene berat. Aku harus benar-benar menjaga energi," ujarnya saat ditemui di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Sebagai seorang introvert, Rania Putrisari memilih menyendiri selama proses syuting untuk fokus mendalami karakter. "Mentalnya drained karena beban banget jadi Naya. Jadi aku nggak banyak ngomong sama orang saat syuting, bukan karena sombong, tapi untuk mendalami karakter”, katanya.
Efek mendalam dari peran tersebut bahkan dirasakannya usai syuting. Setiap kali mendengar suara keras, tubuh Rania Putrisari refleks gemetar, seolah masih menjadi korban KDRT. "Ini jadi pengalaman yang nggak akan terlupakan. Lewat film ini, aku berharap masyarakat lebih sadar akan isu kekerasan, dan korban bisa lebih berani speak up”, tuturnya.
Selama syuting, Rania Putrisari juga mengalami luka fisik yang tidak disengaja akibat adegan intens bersama lawan mainnya. "Setelah syuting, aku menemukan bekas lebam. Mungkin karena adegan pukulan, tapi aku rasa itu nggak sengaja”, kenangnya.
Film Dunia Tanpa Luka diputar perdana di Teater Besar Taman Ismail Marzuki sebagai pembuka acara yang mengangkat tema serupa. Menurut Meiline Tenardi, Founder KPPB, film ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Kami ingin mengedukasi, meningkatkan kesadaran, dan mendorong tindakan nyata dalam pencegahan kekerasan”, jelas Meiline Tenardi.
Melalui perannya sebagai Naya, Rania Putrisari tak hanya menunjukkan kepiawaiannya dalam berakting, tetapi juga turut menyuarakan perjuangan perempuan melawan kekerasan. Film ini diharapkan menjadi medium yang membuka mata masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu KDRT. (fathur; foto adt)