Pernah Terjangkit DBD, Ringgo Agus : Saya Trauma, Sakit Sampai Nggak Bisa Kerja

Dari kecil Demam Berdarah menjadi momok buat saya. Dulu saya kehilangan teman SMP saya karena DBD. Belum lagi anak kedua saya yang alhamdulillahnya bisa sembuh.

Pernah Terjangkit DBD, Ringgo Agus : Saya Trauma, Sakit Sampai Nggak Bisa Kerja

Indonesiasenang-, Ringgo Agus Rahman, aktor yang sudah melanglang buana di dunia layar lebar ini rupanya memiliki pengalaman tak terlupakan saat dirinya dan keluarganya mengalami Demam Berdarah Dengue (DBD) beberapa tahun lalu. Bagaimana tidak, setelah dulu saat masih sekolah bahkan ia harus kehilangan teman-temannya karena DBD, belum lama ini ia dan anak-anaknya juga sempat terjangkit penyakit mematikan ini.

Hal ini diceritakannya pada saat hadir dalam acara diskusi bersama dengan topik “Demam Berdarah di Sekitar Kita: Ayo #3MPlusVaksin” yang diadakan di Raffles Hotel, Jl. Prof. DR. Satrio, Jakarta pada Rabu, 31 Mei 2023. Datang bersama sang istri, Sabai Morschek, dalam acara tersebut turut hadir pula beberapa pembicara diantaranya Andreas Gutknecht, General Manager, Takeda, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, dan Dr. Anggraini Alam, dr., Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak dan Ketua UKK Infeksi & Penyakit Tropis, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

"Ya gimana ya, pengalaman saya terjangkit DBD membuat saya trauma. Dari kecil Demam Berdarah menjadi momok buat saya. Dulu saya kehilangan teman SMP saya karena DBD. Belum lagi anak kedua saya yang alhamdulillahnya bisa sembuh. Sampai-sampai, saking traumanya, di rumah saya dulu ada tamannya. Sekarang saya babat habis. Pernah kena juga sampai nggak bisa kerja. Makanya saya seneng banget akhirnya ada vaksin DBD ini supaya bisa menambahkan perlindungan kepada kita supaya jangan sampai di rawat di rumah sakit." cerita Ringgo kepada wartawan dan blogger yang hadir.

"Penyakit Demam Berdarah Dengue itu sungguh tak sesederhana yang kita pikirkan. Banyak pasien mengeluh kenapa setiap beberapa jam sekali kami harus mengambil darah untuk cek darah? Bukan tanpa alasan. Karena kami harus mengecek terus bagaimana kondisi trombosit pasien. Jangan sampai pasien mengalami kekurangan trombosit yang bisa membahayakan nyawanya. Ada satu hal lagi yang paling kami khawatirkan adalah jika si pembuluh darah mengalami kebocoran hingga semua plasmanya keluar. Terutama presentase cairan pada anak-anak terutama bayi. Itulah yang menyebabkan shock dan kematian." ungkap Dr. Anggraini Alam, dr., Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak dan Ketua UKK Infeksi & Penyakit Tropis, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Terkait vaskinasi DBD, Dr. Anggraini juga ikut menjelaskan peran vaksin untuk tubuh manusia. "Vaksinasi artinya kita memberikan kekebalan tubuh dari luar agar badan secara aktif membuat antibody. Untuk mendapatkan kekebalan, tidak akan bisa hanya dengan melakukan vaksin satu kali, jadi harus ada penambahan. Untuk vaksin Vaksin  Dengue ini diberikan dua kali selama rentang waktu 3 bulan dengan tujuan agar pasien tidak sampai rawat inap. Setelah pemberian vaksinasi dua kali, sudah membantu pasien sebanyak 90% tidak perlu rawat inap. Itu artinya kondisi pasien lebih baik, dan paling utama tidak ada yang meninggal. "lanjutnya.

"Saat ini saya dan istri serta anak saya yang pertama sudah vaksin dosis pertama, nanti dua bulan lagilah kita vaksin kedua. Jangan lupa vaksin nih temen-temen, apalagi kalian kerja kemana-mana. Biar aman ya!" tutup Ringgo.

Kementerian Kesehatan RI menargetkan angka kasus demam berdarah yaitu kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada 2024, dan akan 0 kasus kematian pada tahun 2030. Selain Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, terbaru Kementerian Kesehatan RI memanfaatkan teknologi Wolbachia, dimana Wolbachia merupakan bakteri yang dapat tumbuh alami pada serangga terutama nyamuk, kecuali nyamuk aedes aegypti. Bakteri ini bisa melumpuhkan virus dengue, bila ada nyamuk aedes aegypti yang menghisap darah.

Seperti diketahui, Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit mematikan. itulah yang akhirnya membuat Takeda selaku  perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan didorong oleh R&D, berkomitmen untuk melawan demam berdarah dengan membuat vaksinnya dapat diakses secara luas. Diharapkan dengan vaksin ini tingkat keparahan hingga kematian pasien DBD dapat dicegah sejak dini. (kintan; foto praba, cegahdbd)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.