Indonesiasenang-, Kecamatan Kemayoran terletak di Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Berdasarkan sejarah, nama Kemajoran pertama kali muncul pada tahun 1816 di dalam iklan Java Government Gazette sebagai tanah yang terletak di dekat Weltevreden.
Nama Kemayoran bukanlah suatu hal baru bagi Jakarta, pengambilan nama Kemayoran berasal dari nama seorang Mayor Isaac De L'ostal De Saint Martin (1629–1696), yaitu seorang pejabat VOC asal Perancis yang diyakini menjadi asal usul nama Kemayoran. Dia disebutkan memiliki tanah yang sangat luas di kawasan tersebut, begitu tersohor hingga beliau dikenal dengan panggilan Mayor dan pelafalannya berkembang dari “Mayoran” menjadi “Kemayoran”.
Tepat pada 24 Februari mendatang Kemayoran akan merayakan hari jadinya yang ke-207. Masyarakat Kemayoran telah bersepakat pada peringatan harlah kali ini, bersama-sama akan menggelar Kendoeri Kampoeng Kemayoran yang rencananya akan berlangsung pada tanggal 24 sampai dengan 26 Februari ini.
Belum lama ini, bertempat di sebuah resto Sunda bilangan Kemayoran, Ciganea, dalam rangka menyongsong penyelenggaraan Kendoeri Kampoeng Kemayoran, pihak panitia telah menggelar Jumpa Media. Hadir antusias pada acara tersebut banyak rekan media ibukota baik dari media online, cetak maupun radio dan televisi.
Dipaparkan oleh Ratu Yunita selaku Ketua Yayasan Budaya kampung Kemayoran dalam sekapur sirihnya, bahwa segenap masyarakat Kemayoran patut berbangga bahwasannya saat ini, hanya Kecamatan Kemayoranlah dari 44 Kecamatan di Jakarta yang memiliki hari jadi resmi.
”Sejarah juga telah mengatakan bahwa Kemajoran (dengan kode KMO) adalah bandara Internasional dan komersil pertama yang dimiliki Indonesia (beroperasi pada 1940). Memiliki dua landasan pacu panjang yang saling bersilangan, kini kedua landasan tersebut kita kenal dengan nama Jalan Benyamin Sueb. Di ruas jalan itulah, kita selalu menyelenggarakan kenduri”, kata Ratu Yunita.
Biem Benyamin, putera seniman legendaris Indonesia Benyamin Sueb selaku pembina kegiatan Kenduri Kampoeng Kemayoran mengungkapkan bahwa tidak mudah menyelenggarakan event sebesar Kenduri Kampoeng Kemayoran yang melibatkan banyak pihak dari unsur masyarakat maupun instansi-intansi yang terkait, apalagi waktu pertama kali memulainya di 2016 lalu.
“Syukurlah, kini Kenduri Kampoeng Kemayoran akan segera menginjak pelaksanaan yang keempat kalinya meskipun, sempat terhenti selama pandemi. Saya mencintai Kemayoran tempat saya lahir dan dibesarkan. Untuk itulah, saya bersama rekan-rekan telah mengawali terlaksananya Kegiatan ini dari tahun ke tahun. Bagaimanapun, Kenduri Kampoeng Kemayoran bukan milik saya tetapi milik semua warga Kemayoran khususnya dan segenap stake holder Jakarta pada umumnya. Kenduri Kampoeng Kemayoran adalah berkaca pada masa lalu, potensi kekinian dan lompatan besar Kemayoran ke depan”, tutur Biem Benyamin.
Sementara itu Ketua Panitia Kendoeri Kampoeng Kemayoran, Ache Nurseha menyatakan, Kemayoran bukan hanya milik masyarakat Kemayoran tetapi sudah menjadi kebanggaan orang Jakarta. Panitia berharap dengan pelaksanaan Kendoeri Kampoeng Kemayoran di akhir bulan ini dengan tema MENGEMBALIKAN BUDAYA YANG HILANG, Kemayoran bukan hanya cerita tetapi selalu wilayah dan masyarakatnya berkembang maju dari masa ke masa dengan terus lestarinya budaya-budaya baik adiluhung.
“Kenduri akan menghadirkan kejutan-kejutan di tengah serba-serbi kegiatan seperti banyaknya Door Prize, Santap 1.000 Tansu Kemayoran gratis, bazar ratusan UMKM, aneka lomba termasuk lomba mewarnai ikon-ikon kota Jakarta serta fashion show, senam pagi yang diikuti oleh ribuan peserta, panggung seni dan budaya, donasi untuk ratusan anak-anak yatim, tabligh akbar, dan lain lain yang tidak akan mudah dilupakan”, kata Ache Nurseha.
Mewakili warga masyarakat, Ghurabillah atau yang lebih dikenal dengan panggilan Bang Bibing, Ketua RW 06 Kel. Kebon Kosong sebagai tuan rumah yang wilayahnya ketempatan acara kenduri mengharapkan dengan terselenggaranya Kenduri Kampoeng Kemayoran bisa mengembalikan hal-hal baik yang telah jarang ada di masyarakat dan melestarikan hal-hal baik itu menjadi kekal abadi.
“Saya juga mengharapkan agar ekonomi masyarakat melalui umkm yang ikut serta memeriahkan bisa turut terdongkrak naik. Sebagai bagian dari masyarakat, saya bangga dengan Keroncong Kemayoran, Kesebelasan Persija ‘Macan Kemayoran’, Area Pekan Raya Jakarta Kemayoran. Dan Kendoeri Kampoeng Kemayoran”, ujar Bang Bibing.
Ditambahkan pula oleh Daud Poliradja seorang tokoh masyarakat Kemayoran bahwa besar harapan Kenduri Kampoeng Kemayoran mampu menjembatani sejarah, kearifan, seni budaya, potensi berikut memadukan Kemayoran dengan segala pernak-perniknya. “Banyak yang telah dikerjakan dari masa ke masa namun, masih banyak lagi yang belum dikerjakan”, ucapnya.
Sebagai penutup Biem Benyamin mengatakan bahwa pihak panitia Kenduri Kampoeng Kemayoran terus berkordinasi baik dengan Kemenparekraf, jajaran Pemprov. DKI Jakarta dan juga pihak kepolisian terkait suksesnya penyelenggaraan event Kenduri Kampoeng Kemayoran. (dewa; foto humaskkk)